Virus Corona
Bukan Cetak Uang, Inilah yang Dilakukan Menkeu Sri Mulyani untuk Memperkuat Perekonomian
Menteri Keuangan Sri Mulyani blak-blakan sebut kondisi keuangan Indonesia saat ini. Ia menyebut Indonesia defisit hingga Rp 500 Triliun
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM - Pandemi virus corona masih belum bisa diprediksi kapan akan berakhir.
Berbagai sektor kehidupan ikut terdampak mulai dari kesehatan, transportasi, perekonomian.
• WHO Sebut Corona Bisa Jadi Endemik di Masyarakat, Simak Bedanya dengan Pandemi, Akankah Seperti DBD?
Bukan hanya kesehatan yang sangat terdampak corona, namun perekonomian pun juga sangat terdampak akibat pandemi ini.
Dikutip dari TribunWow, Menteri Keuangan, Sri Mulyani blak-blakan sebut kondisi keuangan Indonesia saat ini.
Sri Mulyani menyebut Indonesia mengalami defisit hingga Rp 500 Triliun.
Menteri keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kondisi keuangan negara terkait pembiayaan di masa pandemi Virus Corona, Kamis (14/5/2020).
Menurut Sri Mulyani, Pemerintah telah mengantisipasi peningkatan defisit negara akibat adanya wabah covid-19 yang melanda Indonesia.
Selain melalui efisiensi anggaran yang dimiliki, Pemerintah juga telah melakukan pinjaman pada beberapa negara lain dan sejumlah lembaga multilateral.
Bahkan negara seperti Australia, sempat menghubungi Menteri Keuangan tersebut untuk ditawari bantuan berupa pinjaman atau utang.
• Kluster Gowa Mendominasi Positif Corona Sukoharjo, Ada 23 Kasus, 4 Orang Sembuh
Usulan Cetak Uang.
Ditengah kondisi seperti ini beberapa waktu lalu usulan cetak uang pun muncul untuk menstabilkan perekonomian Indonesia.
Melihat hal ini pemerintah pun menolak usulan tersebut .
Dikutip dari Kompas TV, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan tindakan Bank Indonesia membeli surat berharga negara sudah membantu perekonomian negara.
Pandemi Covid-19 tidak hanya terkait kesehatan, tapi juga perekonomian.
Macetnya aktivitas perekonomian di banyak negara termasuk Indonesia memunculkan potensi keterpurukan ekonomi nasional.
Pemerintah telah menambahkan anggaran untuk penanganan wabah Covid-19 sebesar 405,1 triliun rupiah.
Namun demikian kamar dagang dan industri atau kadin menilai besaran anggaran yang diberikan masih belum ideal.
Kadin menyarakan agar pemerintah dapat menambah jumlah stimulus menjadi 1.600 triliun rupiah.
Selain itu badan anggaran DPR juga mengusulkan pemerintah untuk mencetak uang 600 triliun rupiah untuk mengangkat lagi perekonomian nasional.
Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tindakan memperkuat perekonomian negara dengan menambah jumlah uang sebenarnya sudah dilakukan.
Dalam dialog interaktif di program Rosi, Menkeu Sri Mulyani menyatakan pembelian surat berharga negara sama juag seperti mencetak uang.
"Pemerintah dan BI sebenarnya melakukan yang seperti itu, tapi nggak seperti helicopter money dalam hal ini. Contohnya tadi dengan defisit nambah, BI sudah bisa membeli surat berharga negara. Kalau dia membeli surat berharga negara itu, dia nyetak duit. Jadi sebenarnya dia sudah melakukan pencetakan uang," kata Sri Mulayani.
Langkah pemulihan ekonomi pasca pandemi corona memang harus tepat dan menyeluruh untuk semua warga Indonesia.
Sinergi antara pusat dan daerah juga diperlukan agar pemulihan ekonomi masyarakat dapat berjalan sesuai harapan.
• Dapat Banyak Hujatan. Indira Kalistha Minta Maaf soal Ucapannya Remehkan Virus Corona
Hitung-hitungan Biaya Perawatan Pasien Covid-19 Per Harinya
Dikutip dari Kontan, beberapa waktu lalu Kementerian Keuangan (Kemkeu) telah membuat satuan biaya penggantian atas biaya perawatan tersebut.
Satuan biaya tersebut tertuang dalam lampiran Surat Menteri Keuangan Nomor S-275/MK.02/2020 tertanggal 6 April 2020.
Surat ini sebagai pedoman pihak rumah sakit mengajukan klaim ke Kementerian Kesehatan untuk mengganti biaya perawatan pasien Covid-19.
Surat ini membatasi besaran nilai top tup per hari untuk menghitung tarif klaim pasien rawat inap.
Untuk pasien Covid-19 tanpa komplikasi, biaya perawatan di ruang ICU dengan ventilator Rp 15,5 juta per hari dan tanpa ventilator Rp 12 juta per hari.
Kemudian perawatan di ruang isolasi tekanan negatif dengan ventilator Rp 10,5 juta, tanpa ventilator Rp 7,5 juta.
Sedangkan perawatan di ruang isolasi non tekanan negatif dengan ventilator Rp 10,5 juta per hari dan tanpa ventilator Rp 7,5 juta per hari.
Untuk pasien Covid-19 dengan komplikasi, biaya perawatan di ruang ICU dengan ventilator Rp 16,5 juta per hari dan tanpa ventilator Rp 12,5 juta per hari.
Lalu perawatan di ruang isolasi tekanan negatif dengan ventilator Rp 14,5 juta, tanpa ventilator Rp 9,5 juta.
Sedangkan perawatan di ruang isolasi non tekanan negatif dengan ventilator Rp 14,5 juta per hari dan tanpa ventilator Rp 9,5 juta per hari.
Semoga kita semua selalu sehat dan pasien Covid-19 segera sembuh.
(*)