Tontowi Ahmad Pensiun
Kenangan Richard Mainaky Soal Tontowi Ahmad yang Sempat Diragukan Kemampuannya
Kepala pelatih ganda campuran PBSI, Richard Mainaky, menceritakan awal mula melatih Tontowi Ahmad.
Penulis: reporter | Editor: Tribun Network
TRIBUNNEWS.COM - Richard Mainaky membagikan kisahnya mengenai sosok Tontowi Ahmad yang sempat diragukan kemampuannya dalam dunia bulu tangkis
Richard Mainaky sendiri merupakan pelatih yang menangani untuk sektor ganda campuran PBSI.
Ia pun menceritakan bagaimana pertama kali dirinya mengangkat nama Tontowi ke Pelatnas tahun 2007.
Saat itu banyak kalangan pebulutangkis yang meragukan kemampuan pemain kelahiran Kabupaten Banyumas itu.
Baca: BREAKING NEWS - Tontowi Ahmad Pensiun dari Dunia Bulu Tangkis
Baca: Gaya Kapolri Idham Azis vs Liliyana Natsir di Lapangan Badminton
Diungkapkan oleh sang pelatih, Owi, sapaan akrab Tontowi Ahmad, pada awalnya memang memiliki kelemahan pada kekuatan kakinya.
Richard Mainaky mengatakan, pertama kali ia membawa Owi ke Pelatnas, sang pemain tidak memiliki footwork yang ideal sebagaimana mestinya seorang atlet bulu tangkis.
Hal itu disadari benar oleh sang pelatih.
"Dia itu kelemahannya hanya satu, yaitu kekuatan kakinya. Saat saya datangkan dia pertama kali, kakinya sangat lemah," kata Richard Mainaky seperti yang dilansir dari laman Kompas.com.

Pilihan untuk memberikan kesempatan sang atlet untuk masuk ke pelatnas sempat dipertanyakan oleh rekan-rekan Richard Mainaky.
Namun ia pun tak bergeming dengan kesangsian yang diberikan oleh rekan-rekan pelatih lainnya.
Di matanya, Owi merupakan atlet bulu tangkis yang memiliki prospek yang sangat gemilang.
"Waktu itu orang-orang nanya apa mata saya tidak salah lihat bawa Owi (sapaan akrab Tontowi) ke pelatnas."
"Namun, saya punya keyakinan bahwa pilihan saya tidak salah," katanya.

Perlahan namun pasti, Owi mampu memberikan penampilan terbaiknya bersama Pelatnas Merah-Putih.
Richard pn mengakui bahwa anak-asuhnya itu memiliki sejumlah kemampuan yang tidak dimiliki oleh sesama atlet bulu tangkis lainnya.
Satu yang paling utama ialah kegigihan dan kerja kerasnya dalam berlatih.
Richard pun masih mengingat bagaimana Owi sangat antusias untuk meningkatkan kemampuannya sekaligus menguatkan kedua kainya yang sempat dinilai lemah.
"Dia punya kemauan dan sangat antusias setiap berlatih. Apa pun yang saya kasih ke dia dilahap tuntas."
"Itu yang membuat saya tidak menyerah melatih kekuatan kaki dia," ujar Richard.
Sang pelatih pun sama sekali tak menyerah dalam membentuk dan mematangkan kemampuan Tontowi Ahmad.
Terutama di keunggulan smash-smash bola udara yang menjadi andalan pemain kelahiran 32 tahun silam itu.
"Dia punya potensi. Bola-bola atasnya berkharisma dan menakutkan," jelasnya melanjutlkan.
Disinggung mengenai keputusan Owi yang memilih gantung raket, Richard mengaku tak kaget.
Ia menyebut bahwa rencana untuk menepi dari lapangan bulu tangkis telah menjadi rencana Owi jauh-jauh hari.
Keputusan Tontowi Ahmad untuk gantung raket dari dunia yang membesarkan namnya ia ungkapkan melalui akun instagram resminya.
Baca: Pebulutangkis Tontowi Ahmad Buka Donasi Bersama NU Care-LAZISNU Bantu Korban Covid-19
Baca: BREAKING NEWS - Tontowi Ahmad Pensiun dari Dunia Bulu Tangkis
"ini saatnya mengucapkan selamat tinggal untuk sesuatu yang saya tekuni lebih dari setengah umur saya,yang membuat hidupku menjadi lebih ber warna,kadang susah kadang senang tapi saya bangga dengan apa yang sudah saya capai ,
"dimana saya bisa meraih puncak prestasi yang saya dan orangtua juga keluarga harapkan. memang saya mengharapkan saya bisa menyudahi ini di puncak podium tapi inilah hidup tidak selalu apa yang kita inginkan bisa tercapai seperti situasi dan kondisi saat ini.
"tapi apapun yang terjadi saya saya sangat bersyukur bisa berada di posisi saya sekarang ini. saya juga mau berterimakasih untuk semua yang sudah mendukung karir saya di bukutangkis selama ini yang tidak bisa saya sebut satu per satu. dan sekarang waktunya saya melanjutkan hidup untuk meraih kesuksesan di bidang lain."
Tontowi sendiri merupakan satu diantara pebulu tangkis terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia.
Owi sendiri dinilai berhasil mencapai puncak prestasi saat berpasangan dengan Liliyana Natsir sejak 2010.
Dalam periode 2010-2019, Tontowi/Liliyana mampu jadi juara dunia dua kali yaitu pada 2013 dan 2017.
Capaian fantastis Owi tak berhenti sampai disitu.
Bersama Butet (sapaan akrab Liliyana Natsir), keduanya juga mampu menorehkan hattrick gelar All England pada periode 2012-2014.
Capaian gemilang membuat pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi/Liliyana pernah menduduki peringkat satu dunia
(Tribunnews.com/Giri)