Waspada Jantung Koroner Akibat Lemak Berlebih, Simak 3 Tips Cara Cegah Lemak Jenuh dalam Tubuh
Dalam momen lebaran di Indonesia sendiri makanan bersantan dan berminyak biasanya sering dijumpai. Makanan itu bisa menimbulkan penyakit jantung.
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM - Kini masyarakat Indonesia tengah merayakan momen lebaran setelah satu bulan lamanya berpuasa.
Momen lebaran sendiri sering kali digunakan masyarakat untuk menjadi ajang 'balas dendam' ketika selesai berpuasa.
• 5 Cara Menjaga Kesehatan Paru-paru Jika Tanpa Disadari Telah Terinfeksi Corona
Biasanya masyarakat akan memakan sesuatu yang tidak biasanya dimakan saat berbuasa.
Dalam momen lebaran di Indonesia sendiri makanan bersantan dan berminyak biasanya sering dijumpai.

Mulai dari rendang hingga opor ayam yang bisa dibilang sebagai sebuah 'tradisi' masyarakat Indonesia ketika hari raya tiba.
Menengok dari kelezatan makanan ini memang sangat disukai banyak orang.
Lalu bagaimana dengan kesehatanya?
Dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Dr. Amalia Primahastuti sebagai dokter gizi pun menjelaskan jika makanan berlemak dan berminyak bisa berpotensi akibatkan Jantung Koroner.
"Sebenarnya yang paling mudah terjadi perubahan kan kadar lemaknya ya yang langsung berakibat pada kadar kolesterolnya terutama yang disebut lemak jahat itu ya jadi naik, kalau asupanya lebih banyak daripada yang dibutuhkan tubuh bisa mengakibatkan berat badan naik" ujarnya.
Akibat dari peningkatan kadar lemak dalam tubuh ini Dr. Amalia menyebut jika penyakit jantung koroner lah yang bisa terjadi dari kondisi tubuh seperti ini.
"Yang pastinya ke penyakit jantung ya, yaitu penyakit jantung koroner karena berhubungan dengan asupan lemak itu sendiri, terutama asupan lemak yang tinggi menyebabkan kolesterol LDL naik yang kemudian bisa membuat sumbatan di pembuluh darah jantung yang akan menyebabkan serangan jantung tadi" tambahnya.
• Corona Belum Reda, Warga Kadilanggon Lepas Rindu via Lebaran Virtual, Panitia Sampai Buatkan Jadwal
Dr. Amalia pun menjelaskan jika dalam sehari tubuh hanya membutuhkan sekitar 15 gram untuk lemak jenuhnya.
Ia pun menjelaskan cara pertama yang bisa dilakukan untuk mencegahnya adalah dengan memodifikasinya, mengganti santan dengan susu skim.
"Kalau untuk susu skim kan hampir tidak ada lemak jenuhnya, atau produk lain yang lebih sehat, walau rasa pasti agak berbeda" ujarnya.
Selain dari melakukan modifikasi agar tetap bisa makan opor ayam, cara kedua dengan mengonsumsi serat yang bisa menghambat lemak agar semuanya tidak terserap oleh tubuh.
"Dengan konsumsi serat dari buah dan sayur itu bisa mengambat lemak yang dimakan." ucap Amalia.
"Untuk buah-buahan itu paling tidak 2 porsi satu hari, sedangkan sayuran lebih banyak disarankan 3-5 porsi dalam satu hari" tambahnya.
Dr. Amalia pun menjelaskan cara ketiga yaitu olahraga yang penting dilakukan paling tidak dengan berjalan kaki selama 30 menit, minimal 3 kali dalam seminggu.
Dalam sehari Dr. Amalia menyarankan jika setiap makan terdapat setengah bagian untuk buah dan sayur, serta setengah bagianya untuk protein dan karbohidrat.
Karbohidrat 2/3 dari setegahnya kemudian lauknya 1/3 bagian.
Gangguan kesehatan apa saja yang seringkali terjadi setelah lebaran?
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah gangguan kesehatan yang sering tejadi setelah lebaran.
- Diare

Diare merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering terjadi setelah lebaran.
Selain itu, diare juga bisa disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat, makan makanan terlalu pedas dan keracunan makanan.
Saat lebaran tiba, diare bisa menyerang apabila terlalu banyak makan makanan pedas seperi opor dan rendang.
• Jelang Lebaran Ramai, Pusat Perbelanjaan di Karanganyar Diawasi & Wajib Terapkan Protokol Kesehatan
- Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi juga menjadi gangguan kesehatan yang sering terjadi setelah lebaran.
Dilansir dari Healthline, beberapa faktor penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah konsumsi makanan yang banyak mengandung garam, daging, gula, kulit ayam dan masih banyak lagi.
Makanan yang dimakan ketika lebaran tentunya akan memengaruhi kesehatan tubuh, apalagi setelah menjalankan puasa selama satu bulan.
Maka, bijaklah dalam mengonsumsi makanan saat lebaran.
- Kadar kolesterol tinggi

Hidangan yang dimakan ketika lebaran banyak mengandung kolesterol karena terbuat dari dagig, santan dan bahan-bahan lainnya.
Maka, kita harus lebih bijak dalam mengonsumsi makanan saat lebaran, dan jangan terlalu banyak.
Penumpukan kolesteril bisa terjadi karena konsumsi makanan yang banyak mengandung lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol.
Jika dibiarkan, kadar kolesterol yang tinggi bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius, seperti penyempita arteri.
• Cara Mengenal Seorang Pria Lebih Dekat Melalui Jari-jari Tangannya, Bisa Ungkap Juga Kesehatannya
- Naiknya kadar gula darah

Selain makanan yang banyak mengandung kolesterol, makanan manis juga menjadi santapan wajib ketika lebaran.
Lebih baik mengurangi makanan manis saat lebaran agar tidak menyebabkan naiknya kadar gula darah.
Dilansir dari Mayo Clinic, gula darah yang tinggi bisa menyebabkan diabetes.
Faktor utama yang menyebabkan naiknya kadar gula darah adalah makanan, aktivitas fisik, penyakit, dan obat-obatan.
- Obesitas atau kenaikan berat badan

Setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, hari lebaran bisa dijadikan sebagai balas dendam untuk menikmati makanan yang kita sukai.
Akan tetapi, kita tetap harus mengendalikan konsumsi makanan di hari lebaran.
Makan secara berlebihan saat lebaran tentunya bisa menyebabkan naiknya berat badan dan menjadi obesitas.
Jika dibiarkan, obesitas menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain yang juga berbahaya.
(*)