Solo KLB Corona
Tak Perlu New Normal Hadapi Corona, Pengamat Kesehatan UNS : Asal Masyarakat Tertib
Pengamat Kesehatan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Reviono angkat bicara terkait wacana New Normal yang diusung Presiden Joko Widodo.
Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Adi Surya Samodra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ilham Oktafian
TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Pengamat Kesehatan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Reviono angkat bicara terkait wacana New Normal yang diusung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Wacana tersebut rencananya diterapkan Juni 2020.
Menurut Reviono, istilah New Normal akan usang jika masyarakat masih tak tertib dalam mengikuti protokol kesehatan.
"Saya pribadi beranggapan jika masyarakat tertib, tak perlu pakai istilah new normal lagi," kata Dekan Fakultas Universitas Sebelas Maret tersebut pada Rabu (27/5/2020).
• Kurva Covid-19 di Jakarta Turun, Jokowi Ogah Naik Lagi, Minta Pengendalian Arus Balik Jabodetabek
• Dampak Buruk Makanan Sisa yang Dihangatkan Berkali-kali, Nilai Gizi dalam Makanan Akan Hilang
Revi menarik perbandingkan dengan keadaan pandemi pada seratus tahun lalu.
Menurutnya terjadi kemiripan tertentu antara pandemi virus H1N1 dengan virus Covid 19.
"Tahun 1918 kan ada virus H1N1 yang menyebabkan pandemi juga, dan sampai sekarang virus itu masih ada," kata dia.
"Sama seperti covid, kalau covid akan berjalan panjang seperti H1N1, tak perlu istilah new normal, karena akan normal dengan sendirinya," tegasnya.
Diterangkan olehnya, cara paling jitu untuk mencapai tahapan normal adalah mematuhi aturan PSBB.
Kedisiplinan tersebut akan membuat penularan corona tak memakan banyak korban jiwa.
"Apalagi kalau vaksinnya ditemukan, bisa mempercepat keadaan menuju normal," imbuh dia. (*)