Virus Corona
Dihantam Pandemi Corona, Seperti Inilah Kondisi Kota Megah Dubai Ketika Hadapi Masalah Ekonomi
Di distrik Marina Dubai yang mewah, kapal pesiar putih ditambatkan ke dermaga, tertonggok tak bergerak, seperti nasib banyak perusahaan.
Seorang manajer kapal pesiar mengatakan, perusahaannya sekarang diizinkan untuk memulai kembali layanan terbatas tetapi "permintaan sangat sedikit".
Banyak penduduk terlalu takut untuk keluar dari rumah mereka, katanya.

Selain itu, ini adalah bulan Ramadan ketika kehidupan sehari-hari cenderung melambat.
"Pada tingkatan ini, kita hanya bisa bertahan sampai akhir tahun atau awal Januari," katanya kepada AFP.
Manajer kapal pesiar asal Prancis yang meminta namanya tidak disebutkan, mengatakan perusahaannya telah merugi hingga 80.000 dollar AS atau sekitar 1,1 milliar rupiah sejak krisis corona melanda.
Karyawan telah menerima 50 persen dari gaji mereka pada bulan Maret lalu, dan diminta untuk mengambil cuti yang tidak dibayar pada bulan April
Lembaga riset Capital Economics mengatakan, dengan utang yang tinggi, sektor real estate yang sedang berjuang, meningkatnya persaingan dari negara tetangga dan ekonomi yang terjerembab, Dubai sangat didera dampak pandemi corona.
"Pemerintahan di seluruh dunia, termasuk Dubai, telah memberlakukan langkah-langkah pembatasan sosial yang ketat dan pembatasan perjalanan untuk meredam penyebaran virus corona," katanya.
"Dubai adalah yang paling rentan di Timur Tengah dan Afrika Utara dalam hal kerusakan ekonomi dari wabah tersebut."
• Peringatan 14 Tahun Gempa Jogja di Tengah Corona, Warga Klaten Berdoa dan Bersihkan Monumen Lindu
Sebagian besar sisi ekonomi terpukul
Ekonom riset perusahaan James Swanston mengatakan, seluruh sektor jasa, yang membentuk sekitar 80 persen perekonomian Dubai terpukul akibat Covid-19.
Sektor pariwisata, perdagangan grosir dan eceran juga akan terkena dampak terburuk.
"Kami memperkirakan bahwa jika langkah-langkah jarak sosial dan pembatasan perjalanan diberlakukan selama tiga hingga empat bulan, maka akan menurunkan sekitar 5-6 persen Produk Domestik Brutto setidaknya untuk tahun ini," katanya kepada AFP.
UAE telah mengumumkan paket stimulus senilai 70 miliar dollar AS atau setara 17,5 triliun rupiah dan langkah-langkah lain untuk mendukung perekonomian, termasuk keringanan pajak dan pembebasan berbagai bea, sambil memungkinkan bisnis memecat karyawan asing, mengurangi upah, atau memaksakan cuti yang tidak dibayar.

Di antara mereka yang berisiko adalah Lila, seorang karyawan asal Nepal di salah satu dari banyak perusahaan jasa kebersihan, yang mengantarkan para perempuan petugas kebersihan ke rumah-rumah dan kantor-kantor bisnis di Dubai.