Solo KLB Corona
Sekolah di Solo Bakal Hadapi New Normal, Disdik : Ada Alternatif, Kita Usulkan Pakai Sistem Shift
Penerapan new normal di tengah Corona yang bakal dilaksanakan dalam waktu dekat oleh pemerintah juga menyasar dalam urusan pendidikan.
Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ilham Oktafian
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Penerapan new normal di tengah Corona yang bakal dilaksanakan dalam waktu dekat oleh pemerintah juga menyasar dalam urusan pendidikan, khususnya sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Solo, Etty Retnowati mengakui kesiapannya tentang wacana yang sedang dipersiapkan oleh pemerintah tersebut usai sekolah siswa berminggu-minggu ini belajar di rumah.
Dalam kunjungannya ke tiap sekolah, baik jenjang SD, SMP maupun SMA ia menginstruksikan sekolah untuk mulai menyiapkan ruangnya.
"Saya sudah keliling ke tiap sekolah, saya minta kepada sekolah untuk menyiapkan tempat," kata dia kepada TribunSolo.com usai rapat dengan Komisi IV DPRD Solo terkait persiapan PPDB online di kantor Diskominfo pada Kamis (28/5/2020).
• Jadwal PPDB SD-SMA 2020 di Solo Diumumkan saat Corona : Tak Perlu ke Sekolah, Berkas Dikirim Online
• Sopir Jalani Karantina Usai Rapid Test Hasilnya Reaktif, Achmad Purnomo Kini Pakai Sopir Pengganti
Untuk teknisnya sendiri, tiap sekolah diharuskan untuk menyediakan tempat cuci tangan di luar ruang kelas.
Nantinya ia akan menyiapkan pengadaan wastafel melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
"Pertama urusan wastafel, saya minta sekolah wajib menyediakan itu," terangnya.
Yang menarik adalah urusan ruang kelas, meski new normal diterapkan, namun jarak antar siswa tetap renggang satu sama lain.
Etty mengusulkan dalam satu ruang kelas hanya boleh ditempati maksimal 28 siswa saja.
"Yang paling penting ruangnya, supaya anak anak tidak terlalu dekat," kata dia.
"Kami batasi dalam satu ruangan hanya diisi maksimal 28 anak," tuturnya.
• Kasus Anak Terpapar Corona di Solo Bertambah, Kini Umur 1,7 Tahun & Bayi 2 Bulan Menyandang PDP
• Buntut Istri Positif Covid-19 di Klaten, Suami, Anak hingga Pembantu Harus Menjalani Tes Swab
Untuk anak SD dikatakan oleh Etty, jika satu ruang maksimal diisi 28 siswa masih memungkinkan.
Namun untuk siswa/siswi SMP sepertinya hal tersebut akan menemui kesulitan.
"Makanya kita berikan alternatif pada sekolah, kita usulkan pakai shift," ujarnya.
"16 anak masuk, 16 anak di rumah tapi tetap mengikuti pelajaran," imbuhnya membeberkan. (*)