Solo KLB Corona
Tak Terima Hasil Swab Tak Sesuai Keinginan, Pasien Corona Intimidasi Perawat Sragen hingga Trauma
Hargiyanto menduga pesan whatsapp itu dikirimkan lantaran pasien tersebut tidak terima dengan hasil uji swabnya.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Seorang perawat wanita yang tergabung dalam tim tenaga kesehatan penanggulangan dan pencegahan Covid-19 di Puskesmas Kedawung, Kabupaten Sragen diintimidasi dari orang tidak dikenal.
Intimidasi tersebut dikirimkan orang tersebut melalui pesan Whatsapp (WA) dan diterima perawat sekira Jumat (29/5/2020).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Hargiyanto membenarkan adanya intimidasi terhadap salah seorang perawat tersebut.
"Itu sudah kami serahkan ke pihak yang berwenang mengurusi," kata Hargiyanto kepada TribunSolo.com, Senin (1/6/2020).
Hargiyanto menduga pesan whatsapp itu dikirimkan lantaran pasien tersebut tidak terima dengan hasil uji swabnya.
• Dapat Laporan Perawat di Sragen Diancam Usai Periksa Pasien Covid-19, Ganjar Minta Pelakunya Diusut
• Seorang Bayi di Sragen yang Jarinya Digigit Kutu Kucing Meninggal, Ini Pendapat Dokter Hewan
"Intinya perawat mendapat pesan Whatsapp mungkin kurang puas dengan hasil swabnya, dikira hasil itu dibuat," tutur dia.
"Jadi orang tersebut merasa itu dibuat, padahal tidak," tegasnya.
Hargiyanto mengungkapkan perawat tersebut kini dalam kondisi yang baik dan Pemerintah Kabupaten Sragen telah melindungnya.
"Perawat tetap kita lindungi sesuai prosedur, kita juga belum tahu orang dan motifnya sampai saat ini kita masih kroscek dulu," ungkap dia.
"Kita serahkan ke pihak berwenang," pungkasnya.
Gubernur Minta Kasus Diusut
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pasang badan setelah tahu salah satu ada tenaga medis Covid-19 di Sragen, menjadi korban intimidasi.
Seperti diberitakan, seorang perawat Puskesmas Kedawung, Kabupaten Sragen mengalami trauma dan merasa ketakutan.
Dari informasi yang diperoleh, korban perawat tersebut mengalami hal itu setelah diintimidasi usai memeriksa pasien Covid-19.
• 5 Fakta Meninggalnya Perawat yang Hamil 4 Bulan Diduga Terjangkit Corona, Baru 2 Tahun Bekerja di RS
• Setelah Viral Perawat Hamil yang Meninggal, Inilah Jumlah Perawat di Indonesia Gugur karena COVID-19
"Sebenarnya kalau saya bisa tahu orangnya (Korban), saya pengen telepon dia. Saya ingin dengar sendiri siapa yang mengancam, apa persoalannya sehingga kita bisa klarifikasi apa yang terjadi. "Kalau dia merasa terancam kita perlu bawa shelter agar dia aman," kata Ganjar di Semarang, Minggu (31/5/2020).
Tak hanya itu, Ganjar juga berharap petugas kepolisian segera menindaklanjuti kasus tersebut.
"Jangan lagi pernah ada model-model seperti ini. Ketika semua sudah dilakukan sesuai prosedur tolong jangan ada yang aneh-aneh. Kita lagi dalam kondisi sulit. Maka saya dukung petugas keamanan untuk bisa menyelesaikan ini. Diperiksa saja," tegasnya.
Menurut Ganjar, tindakan intimidasi kepada tenaga medis di tengah pandemi corona adalah hal yang tidak patut, apalagi memberikan stigma.
"Saya minta korban melaporkan apa yang terjadi agar cepat selesai sehingga tidak ada lagi stigma-stigma negatif yang nanti membuat hati orang terluka," terangnya. (*)