Virus Corona
Jokowi Arahkan Tracing yang Agresif, Kasus Positif Corona di Indonesia Melonjak 1.241 Orang Hari Ini
Upaya tracing yang agresif tersebut sejalan dengan arahan dari Presiden Joko Widodo sebelumnya.
TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan meningkatnya penambahan kasus positif corona disebabkan karena tracing yang agresif.
Adapun penambahan kasus tersebut merupakan spesimen yang dikirim Puskesmas atau Dinas Kesehatan di daerah dan tidak didominasi dari hasil laporan rumah sakit.
"Penambahan kasus positif ini, disebabkan karena tracing yang agresif dilakukan, sehingga bisa kita lihat, bahwa sebagian besar penambahan kasus ini adalah spesimen yang dikirim Puskesmas atau Dinas Kesehatan," ujar Achmad Yurianto di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).
• Tiba Di Klaten, ART Asal Brebes Jalani Tes Swab, Hasilnya Positif Corona
• Update Corona Indonesia, Rabu (10/6/2020): Kasus Positif Covid-19 Bertambah 1.241 Orang
Menurut Achmad Yurianto, hal tersebut menjadi bukti bahwa tracing yang agresif dapat mendapatkan banyak kasus positif.
Sehingga, upaya isolasi mandiri segera dapat dilakukan agar penyebaran virus dapat dikendalikan.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, upaya tracing yang agresif tersebut sejalan dengan arahan dari Presiden Joko Widodo sebelumnya.
"Ini adalah bukti, bahwa memang tracing yang agresif akan bisa menangkap begitu banyak kasus positif dan sudah barang tentu kita akan menginginkan kasus ini kemudian melakukan isolasi dengan sebaik-baiknya secara mandiri, agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang lain," katanya.
Berdasarkan kinerja data yang dilaporkan Gugus Tugas Nasional, diketahui angka penambahan kasus positif masih terjadi dan meningkat.
Namun, apabila melihat sebaran per provinsi, sebagian besar sudah dalam kondisi stabil.
"Kita bisa melihat, bahwa memang secara keseluruhan kita masih meningkat angkanya, tetapi kalau kemudian kita lihat sebaran per provinsi, sebenarnya sebagian besar provinsi sudah dalam kondisi stabil," jelas Achmad Yurianto.
Sebagai informasi, Gugus Tugas Nasional melalui Gugus Tugas Daerah telah melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 17.757 spesimen.
Sehingga, akumulasi yang sudah diperiksa adalah 446.918 spesimen.
Dari pemeriksaan tersebut didapatkan kasus positif sebanyak 1.241 orang.
Sehingga totalnya menjadi 34.316.
Berdasarkan rincian lebih lebih lanjut, penambahan kasus positif terbanyak di 5 provinsi meliputi, Jawa Timur dengan tambahan 273 kasus konfirmasi positif dan 97 sembuh, Sulawesi Selatan 189 dan melaporkan 53 sembuh, DKI Jakarta 157 orang dan melaporkan 146 sembuh.