Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Heboh Soal Naiknya Tagihan Listrik Bulan Juni, Ini Penjelasan Kementerian BUMN Soal Perhitungannya

Beberapa waktu lalu sempat ramai soal tagihan listrik yang melonjak pada bulan Juni 2020 ini.

Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
TRIBUNNEWS.COM/JEPRIMA
ILUSTRASI Meteran Listrik PLN 

Teguh mengatakan, tagihan listrik naik 20 kali lipat menjadi Rp 20.158.686.

 PLN Pastikan Tak Ada Subsidi Silang dan Kenaikan Tarif Listrik pada Rekening Juni 2020

Tak hanya kaget, Teguh pun keheranan dengan jumlah tagihan listrik itu.

Sebab, Teguh merasa jarang menggunakan alat di bengkelnya semenjak pandemi Covid-19.

Penggantian meteran listrik

Teguh bercerita, naiknya tagihan listrik terjadi sejak meteran listrik bengkelnya diganti dari analog ke digital.

Penggantian dilakukan pada Januari 2020. Semenjak saat itu, tagihan mengalami kenaikan.

Kenaikan tagihan masih dirasa wajar hingga Mei 2020.

Berdasarkan faktur tagihan, jumlah tagihan listrik bengkelnya pada Februari sebesar Rp 2.152.494.

Kemudian di bulan berikutnya Rp 921.067, lalu naik pada bulan April menjadi Rp 1.218.912.

Tagihan Mei 20 juta, kebocoran daya reaktif

Pada bulan Mei, tagihan itu naik 20 kali lipat. Teguh harus membayar Rp 20.158.686.

"Logikanya tidak mungkin bisa tagihan listrik segitu. Apa yang saya gunakan?" tutur dia.

Ia merasa, sejak pandemi, jarang menggunakan alat di bengkelnya.

Rupanya penyebab tagihannya naik adalah kebocoran daya reaktif (kVarh).

Kebocoran ini bersumber dari alat berupa kapasitor yang rusak dan tak berfungsi.

Teguh menyayangkan pihak PLN tak menyosialisasikan alat kapasitor itu ketika mengganti meteran listrik.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved