Berita Wonogiri Terbaru
Penampakan Sumur Peninggalan Sunan Giri di Alas Kethu Wonogiri yang Sering Didatangi Para Peziarah
Satu keluarga yang tinggal di pedalaman Hutan Kethu Wonogiri menggunakan air sumur yang diyakini bekas peninggalan Sunan Giri.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI – Satu keluarga yang tinggal di pedalaman Hutan Kethu Wonogiri menggunakan air sumur yang diyakini bekas peninggalan Sunan Giri.
Sumur tersebut terdapat di lingkungan Dukuh Salak RT 02 RW 02, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri.
Untuk menempuh sumur tersebut, Sutimin (50), bersama istrinya Karni (60), dan seorang putranya bernama Supri (30) harus berjalan sekitar 300 meter dari rumah mereka, melewati jalan setapak dan pepohonan besar.
Sumur tersebut tak terlalu besar, hanya berdiameter sekitar 1 meter dengan kedalaman 1,5 meter.
• Cerita Keluarga 20 Tahun Tinggal di Hutan Kethu Wonogiri,Ada Suara Misterius Buat Bulu Kuduk Berdiri
• Kisah Keluarga di Wonogiri 20 Tahun Hidup di Tengah Hutan: Penerangan Hanya Lilin, BAB di Sungai
Menurut Karni, sumur di Alas Kethu biasa dikenal itu, bekas peninggalan Sunan Giri salah satu dari Walisongo dan sering juga didatangi oleh para peziarah yang ngalap berkah.
“Di dekat sini ada petilasan Sunan Giri, biasa peziarah datang tiap malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon,” Katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (13/6/2020).
Adapun sumur yang jernih sekali airnya dikenal dengan nama Balek Muruh karena dulunya dikelilingi oleh pohon jati jumbo.
Meski sudah ia gunakan sejak lama, air sendang tersebut tidak pernah mengering.
“Airnya selalu jenih, dan tidak pernah kering,” Jelasnya.
“Mau musim kemarau panjang, airnya tetap ada terus,” imbuhnya membeberkan.
Bahkan sumur tersebut dikeramatkan, sehingga sebagian orang percaya jika air sumur dapat mengobati berbagai macam penyakit.
• 20 Tahun Satu Keluarga di Wonogiri Hidup di Tengah Hutan, Tinggal di Rumah Reot Beralaskan Tanah
“Dulu saya pernah lihat belut putih, panjangnya sekitar 30 cm,” ucapnya.
“Ada satu ekor dan kadang-kadang muncul,” imbuhnya.
Untuk menjaga keasrian sumur tersebut, seminggu sekali suami atau anaknya menguras sumur tersebut. (*)