Virus Corona
Di Tengah Minimnya Fasilitas Kesehatan, Begini Cara Papua Tekan Penyebaran Virus Corona
Provinsi Papua dan Papua Barat terus menekan penyebaran virus cororan dengan berbagai kebijakan strategi walaupun minim fasilitas kesehatannya.
Mayoritas kabupaten nol kasus tersebut berada di wilayah pegunungan.
Akses masuk ke wilayah tersebut juga dijaga untuk mencegah penyebaran virus corona.
Untuk menjamin ketersediaan pangan, selain distribusi barang tetap berjalan, masyarakat juga didorong menanam tanaman pangan.
“Kita sekarang aktif untuk membuka lahan-lahan, menanam tanaman pangan lokal, ubi-ubian, termasuk juga jenis-jenis yang lain, sagu dan sebagainya. Memanfaatkan pangan lokal yang ada dengan harapan bahwa kita akan bisa mengatasi kelangkaan pangan,” lanjut Musaad.
• Viral Hasil Rapid Test Pria Asal NTT Malah Reaktif Hamil, Petugas Akui Keliru
Di Papua Barat, sekolah dengan sistem shift

Provinsi Papua Barat juga mengalami hal sama dengan Papua yakni minim fasilitas kesehatan,
Selain itu mereka juga menghadapi beban terkait kebijakan pembelajaran secara daring.
Menurut Wakil Gubernur Papua Barat Muhammad Lakotani, kebijakan belajar secara daring tidak mungkin diterapkan merata di wilayahnya.
Menurutnya, jika kebijakan tersebut dipaksakan maka pertisipasi siswa mengikuti proses pendidikan terus menurun.
“Seperti kita ketahui, di beberapa daerah dan juga kondisi indeks pembangunan manusia kita, ini tentu kemudian berdampak terhadap kemampuan orang tua untuk menyiapkan berbagai hal yang dibutuhkan dalam rangka memfasilitasi anak-anak bisa mengikuti pendidikan secara online,” kata Lakotani.
Untuk itu Pemerintah Provinsi Papua Barat mencari jalan keluar yakni sekolah dengan sistem shift.
Sebagian siswa masuk pagi dan sebagian lainnya masuk siang. Dengan cara tersebut. ada konsekuensi yang ditanggung guru. Untuk itu pemerintah Papua Barat memutuskan untuk memberikan insentif bagi guru serta menambah jumlah tenaga pengajar.
“Supaya proses pendidikan yang berlangsung secara singkat, di dalam rangka mematuhi protokol kesehatan, seperti menjaga,” tambah Lakotani.
Menurut Lakotani ada hikmah di balik pandemi Covid-19 di Papua Barat salah satunya adalah target alokasi dana 20 persen untuk sektor pendidikan dan 14 persen di sektor kesehatan bisa dipenuhi dan target pengembangannya lebih maksimal.
“Kalau kita sejak awal konsisten, maka berbagai fasilitas kesehatan dan juga pendidikan itu sudah bisa kita persiapkan sejak awal, sehingga ketika ada situasi seperti ini, kita bisa kita lewati dengan baik,” ujar Lakotani.