Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo Terbaru

Kisah Kakek Penjual Sandal di UMS, Jadi Korban Tabrakan Hingga Tak Bisa Lagi Mengayuh Sepeda

Witono Dani (70) warga asli Bandung yang sudah puluhan tahun tinggal dan mengontrak rumah dikawasan Dukuh Windan, Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura,

Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Agil Trisetiawan
TribunSolo.com/Ilham Oktafian
Witono Dani (70) warga asli Bandung yang sudah puluhan tahun tinggal dan mengontrak rumah dikawasan Dukuh Windan, Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ilham Oktafian

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Witono Dani (70) warga asli Bandung yang sudah puluhan tahun tinggal dan mengontrak rumah dikawasan Dukuh Windan, Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo ini masih gigih bekerja di hari-hari tuanya.

Setiap hari dia menuntun sepeda tuanya di sekitaran kampus Universitas Muhammdiyah Surakarta (UMS) untuk menjajakan barang dagangannya berupa sandal.

"Saya sudah berjualan dari tahun 1970, berangkat dari jam 09.00 WIB sampai jam 17.00 WIB," katanya saat ditemui Kamis (18/6/2020).

Presiden Jokowi Dijadwalkan Kunjungi Waduk Pidekso, Bupati Wonogiri Jekek : Agenda RI 1 Ditunda

Walikota Solo Direncanakan akan Hadiri Acara Pembukaan Kembali Taman Satwa Taru Jurug Besok

Berbagai model sandal berbahan karet memenuhi sepeda ontel yang tak pernah dia naiki itu.

Dani mengatakan, sudah dua tahun terakhir ini tidak bisa mengayuh sepeda kesayangannya itu, lantaran tangannya cidera.

Cidera itu ia dapatkan lantaran ia menjadi korban tabrakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Tak hanya sekali, dia mengaku sudah beberapa kali ditabrak oleh orang hingga membuat tangannya kesakitan sampai hari ini.

"Memang sudah berulang kali, saat saya di pinggir jalan tiba-tiba ditabrak hingga saya terlempar sejauh 3 meter," jelasnya.

"Saat kejadian saya tidak merasakan sakit, namun selang berapa hari baru terasa sakitnya hingga saya tidak kuat mengendarai sepeda seperti sekarang," imbuhnya.

PSI Sambut Gembira Kabar Megawati Teken Rekomendasi untuk Gibran Sebagai Calon Wali Kota Solo

Sambut New Normal, PO dan Biro Bus Solo Raya Lakukan Simulasi Pariwisata

Keterbatasan itu membuat Dani hanya bisa berjualan di sekitaran kampus UMS.

"Saat saya masih sehat, saya berjualan sampat Jurug sana, untuk sekarang saya hanya berjualan disini karena tenaga saya hanya mampu mendorong sepeda ini," ujarnya.

Tak hanya itu, untuk pulang pergi ke rumah kosnya ia menghabiskan waktu 3 jam lebih, padahal jarak UMS dengan Makamhaji hanya 2 kilometer saja.

Kendati demikian, kakek 5 anak dan 8 cucu itu mengaku ikhlas menjalani kehidupannya sehari-hari, dan tetap mensyukuri rejeki yang diberikan.

Rincian Biaya Bikin SIM Baru dan Perpanjangan di Satlantas Solo saat New Normal, Simak Syaratnya

"Saya ikhlas, manusia harus selalu bersyukur menerima cobaan," ucap dia.

Keadaan pandemi seperti sekarang, tak berpengaruh besar pada penghasilan yang ia dapat.

Sejak dulu, Dani mengaku menerima dan bersyukur dengan apa yang ia dapat.

"Walaupun sehari satu saya terima, sedikit banyak saya bersyukur dan masih bisa makan karena itu urusan Allah," tandasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved