Kabar Gembira, Selama Pandemi Corona, Ternyata Skripsi Bisa Diganti dengan Mata Kuliah Setingkat
Dampak pandemi Corona ke mana-mana, di antaranya dunia pendidikan di perguruan tinggi yang paling merasakannya.
TRIBUNSOLO.COM - Dampak pandemi Corona ke mana-mana, di antaranya dunia pendidikan di perguruan tinggi yang paling merasakannya.
Ya selama beberapa bulan, mahasiswa/mahasiswi di perguruan tinggi 'diliburkan' dari kegiatan kampus alias kuliah online di rumah masing-masing.
Tak hanya meniadakan bahkan memangkas perkuliahan tatap muka, selama masa pandemi Covid-19, tugas akhir berupa penyusunan skripsi boleh digantikan dengan mata kuliah atau kerja praktik.
Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan di tengah pandemi.
• Sejak Tahun 2019, Kubah Lava Gunung Merapi Semakin Mengecil, Ini Penjelasan BPPTKG Yogyakarta
• 16 Kecamatan di Kabupaten Semarang Masuk Zona Merah Covid-19, Ini Pesan Bupati Semarang
Kepala Bagian Akademik Kemahasiswaan dan Sumber Daya LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta, Tunggul Priyono, mengatakan apabila skripsi memberatkan mahasiswa, maka boleh digantikan dengan mata kuliah yang setingkat.
"Bukan ditiadakan ya, tapi dialihkan dengan mata kuliah mungkin kerja praktik," ungkapnya, Kamis (2/7/2020).
"Di dalam kerja praktik dulu sekaligus ditulis sebagai skripsinya antara lain seperti itu untuk mensiasati anak-anak yang sekarang skripsi itu keluar dari rumah," katanya menekankan.
Tunggul menyebut tidak ada dasar hukum ataupun surat edaran terkait penerapan kebijakan tersebut di setiap kampus.
"Dasar hukum memang tidak ada, artinya ini kebijakan dari LL Dikti supaya menempuh itu. (Skripsi) bukan ditiadakan, sekali lagi, tetapi diganti dengan metode yang lain," jelasnya.
Secara terpisah, Rektor UNY, Sutrisna Wibawa, mengungkapkanskripsi tetap ada di kampus UNY.
Hanya saja formatnya diubah dan disesuaikan dengan kondisi sekarang ini.
• Beginilah Penampakan Rumah Gandung, Pria Klaten yang Naik Sepeda ke Jakarta Demi Bertemu Baim Wong
• Selalu Ingat Wejangan SBY, Agus Yudhoyono: Ajaran Pepo, Menang Tanpa Ngasorake
"Mungkin diubah obyeknya, kemudian populasinya yang semula di A bisa di B. Yang semula di sekolah formal bisa di keluarga, pokonya yang memungkinkan untuk bisa pengambilan data," kata dia.
Rektor mengatakan alasan kampus tetap mengadakan skripsi karenaskripsi memiliki substansi ilmu.
Sehingga dengan adanya skripsi mahasiswa bisa belajar mulai dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, merumuskan dan mencari jawabannya, hingga mengambil kesimpulan.
"Kita menekankan pada prosedur ilmiah, obyek, data itu semua menyesuaikan yang mungkin bisa," paparnya.