Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Dua Menteri yang Layak Kena Reshuffle Versi Politisi PKB, Ini Namanya

"Kedua, Menteri Pendidikan. Menteri Pendidikan itu sangat di garis bawahi belajar jarak jauh itu tidak menyelesaikan masalah,"

TRIBUNNEWS.COM/ISTIMEWA
Para menteri Kabinet Indonesia Maju diperkenalkan kepada media di depan kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, menjelang pelantikan Rabu pagi (23/10/2019). 

TRIBUNSOLO.COM - Isu reshuffle kabinet Indonesia Maju makin santer terdengar dan ditanggapi oleh berbagai tokoh nasional. 

Makin kuatnya isu reshuffle setelah ramai beredar video kemarahan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara beberapa waktu lalu.

Salah satu politisi yang ikut berkomentar terkait Isu reshuffle ini adalah Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq. 

Naik Bus Keliling Solo Tak Dipungut Biaya Mulai Hari, Dirjen Perhubungan Darat : Sampai Akhir Tahun

Pemilik Sepeda Polygon Premier 5 yang Digondol Maling di Gumpang Tak Lapor Polisi

Dia menilai, kemarahan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara beberapa waktu lalu adalah bentuk kekecewaan terhadap kinerja menteri-menteri kabinet Indonesia Maju.

"Dia marah, dia kecewa dengan kinerja Kementerian menghadapi pandemi virus Corona ini. Karena bagaimanapun ini sebuah peristiwa yang harus dihadapi secara extraordinary, tidak boleh dalam bahasa Jokowi itu tidak boleh biasa biasa," kata Maman dalam diskusi bertajuk 'Menanti Perombakan Kabinet' Sabtu (4/7/2020).

Maman mengatakan, jika presiden terpaksa harus melakukan reshuffle kabinet kerja, ia mengusulkan 2 menteri ini yang harus diganti.

Pertama, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

"Kalau menteri-menteri yang harus diganti, publik sebenarnya sudah sangat tahu, ada beberapa menteri yang pantasnya menjadi kyai malah menjadi menteri. Menteri Kesehatan maksudnya," ujarnya.

Maman menuturkan, ada menteri yang juga layak di-reshuffle yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

Ia menilai, program belajar jarak jauh yang dibawahi Mendikbud tidak menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia selama pandemi Covid-19.

"Kedua, Menteri Pendidikan. Menteri Pendidikan itu sangat di garis bawahi belajar jarak jauh itu tidak menyelesaikan masalah, karena karena terjadi loss education dan loss generation," ucapnya.

Lebih lanjut, Maman menyinggung, kinerja Menteri Agama Fachrul Razi selama pandemi Covid-19.

Ia mengatakan, anggaran yang diajukan Kementerian Agama kepada DPR tidak ada yang menyentuh penanganan Covid-19.

Namun, Maman tak menyebutkan, Menteri Agama layak di-reshuffle atau tidak dalam kabinet kerja Jokowi-Maruf.

"Satu menteri yang ketika kemarin mengajukan anggaran tambahan selama pandemi, kita sisir programnya, tidak satu pun menyentuhkan pandemi. Saya sebutin itu Menteri Agama. Kementerian Agama tidak punya sense of crisis. Padahal saya bilang yang paling terdampak adalah kelompok Kyai, Ustad," pungkasnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved