Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Mengenal Bahaya Pakai Produk Tanpa BPA Free Bagi Bayi, Gangguan Pertumbuhan hingga Fungsi Otak

Misalnya, bagi seorang ibu yang memiliki balita, pasti kerap menemukan klaim BPA Free atau bebas kandungan BPA dari suatu produk bayi.

NET
Ilustrasi Botol Bayi 

TRIBUNSOLO.COM - Kemasan plastik dan kaleng sering digunakan untuk menyimpan makanan hingga minuman.

Hal ini karena kemasan dengan bahan ini lebih awet dan mudah dijumpai pada produk tertentu seperti botol hingga tempat makan.

Mengenal Risiko Kesehatan Akibat Kekurangan Asupan Garam, Bisa Meningkatkan Risiko Hiponatremia

Daftar Promo Alfamart & Indomaret 1 Juli 2020, Nikmati Promo Menarik Mulai Beras hingga Susu Bayi

Namun di balik manfaatnya kita juga perlu mewaspadai soal bahaya dari produk tersebut bagi bayi.

Hal ini tak lepas dari bahaya BPA atau bishpenol-A yang mungkin tidak asing di telinga kita.

Misalnya, bagi seorang ibu yang memiliki balita, pasti kerap menemukan klaim BPA Free atau bebas kandungan BPA dari suatu produk bayi.

Terkait hal ini lalu apa sebenarnya BPA itu? Mengapa ada klaim BPA Free?

Dikutip dari TribunNews, menurut penjelasan dari situs resmi Mayo, BPA digunakan untuk produksi plastik dan resin.

Zat kimia tersebut memiliki sifat beracun dan terindikasi dapat menyebabkan penyakit kanker.

Oleh karena itu, sering muncul himbauan untuk tidak memanaskan makanan menggunakan wadah plastik yang mengandung BPA.

Apabila hal itu terjadi, proses tersebut menyebabkan sejumlah zat kimia dari kemasan akan terlepas dan masuk ke dalam makanan.

Dilansir dari tayangan Kompas TV, salah seorang dokter spesialis anak, dokter Yuliatmoko Suryatin, mengatakan zat ini dapat berbahaya bagi kesehatan jangka panjang terutama bagi anak-anak dan janin.

"Banyak gangguannya. Gangguan pertumbuhan, gangguan perilaku, gangguan fungsi tubuh sendiri, ganggu fungsi hormonal tubuh kita sendiri, dampaknya bisa gangguan fungsi otak," katanya.

Bisphenol-A atau BPA pertama kali ditemukan pada tahun 1890-an.

Senyawa sintetis organik ini digunakan untuk menghasilkan plastik polikarbonat yang kuat dan tangguh.

Bahan kimia ini ditambahkan ke banyak produk komersial termasuk wadah makanan dan produk kebersihan.

Zat ini banyak ditemukan di kemasan plastik, kemasan kaleng hingga dalam mainan anak.

Botol bayi dan makanan kaleng
Botol bayi dan makanan kaleng (Dailymail)

Seorang Tenaga Kesehatan Asal Gunungkidul Positif Covid-19, Dinkes: Ini Kasus Baru

Untuk itu, Anda bisa mulai mengurangi paparan BPA dengan cara:

- Kurangi pembelian makanan dengan wadah plastik.

- Tidak memakan sup atau makan makanan berkuah panas dengan wadah plastik.

- Pastikan semua produk bayi bertanda “bebas BPA”, termasuk mainan.

- Bila ingin memanaskan makanan, gunakan wadah keramik.

- Hindari memanaskan wadah plastik tanpa label “bebas BPA” pada mesin pensteril wadah minum atau makan bayi.

- Sebisa mungkin tidak meminum atau memberikan bayi minuman botol yang telah mengalami pemanasan, seperti botol minuman yang seharian berada di dalam mobil. Ditakutkan, suhu mobil yang panas membuat BPA dalam botol air mengontaminasi air tersebut.

- Tidak menggunakan kembali botol air mineral.

- Keringkan wadah dengan kain. Sebab, BPA juga kerap ditemukan dalam tisu.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved