Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Aliran Sesat di Lampung Tengah Bikin Resah Warga, Pengikut Ritual Pakai Kuburan Kosong Tanpa Jenazah

Dalam aliran kepercayaan ini, Ketua Kakalah dan pengikutnya melakukan ritual dengan menggunakan mediasi kuburan kosong yang ada di dalam rumah.

Editor: Hanang Yuwono
Dok Warga via Tribun Lampung
Pembongkaran makam-makam kosong yang ada di rumah penganut aliran di Punggur. 

TRIBUNSOLO.COM, LAMPUNG TENGAH - Aliran kepercayaan yang menamakan diri Kerukunan Keluarga Asma Allah (Kekalah) di Kecamatan Punggur, Lampung Tengah, Lampung meresahkan warga.

Belakangan mereka mengakui kesalahannya.

Dalam aliran kepercayaan ini, Ketua Kakalah dan pengikutnya melakukan ritual dengan menggunakan mediasi kuburan kosong yang ada di dalam rumah.

Gubernur Jateng Tinjau Kesiapan Evakuasi Warga Lereng Merapi di Tengah Pandemi, Begini Arahannya

Begini Keterangan Saksi soal Siapa Sosok Pembobol Jiwasraya Sebesar Rp 16,81 Triliun

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Punggur Haryanto menyebutkan kepercayaan Kerukunan Keluarga Asma Allah (Kekalah) selama ini dianggap telah menyimpang dari ajaran Islam.

Menurutnya, pengikut aliran tersebut selama ini melakukan ritual-ritual hampir setiap malam.

Setelah dilakukan mediasi, akhirnya pentolan aliran sesat tersebut yang bernama Mardiono mengakui kekhilafannya.

"Semua ini melalui proses (diskusi) yang panjang, sampai akhirnya Pak Mardiono mengakui kekhilafannya selama ini," kata Haryanto didampingi camat Punggur dan unsur Forkopimcam setempat, Rabu (8/7/2020).

Tak hanya itu, ketua Kekalah, Mardiono pun kembali dibimbing mengucapkan kalimat syahadat dihadapan perwakilan MUI Kecamatan Punggur dan unsur Forkopimcam setempat.

"Saya meminta maaf kepada warga sekitar (Kampung Totokaton, Kecamatan Punggur) bahwa kegiatan yang selama ini saya jalani salah dan saya akan kembali ke jalan Allah SWT," kata Mardiono, Rabu (8/7/2020).

Mardiono mengatakan, tidak ada unsur paksaan atas tindakannya dengan meminta kembali dibimbing mengucapakan kalimat syahadat.

Mardiono (kedua dari kanan), ketua aliran Kekalah di Kecamatan Punggur
Mardiono (kedua dari kanan), ketua aliran Kekalah di Kecamatan Punggur, menemui MUI dan Forkopimcam Punggur, Rabu (8/7/2020).

Menurutnya, hal itu merupakan hasil diskusi panjang dirinya dengan para tokoh agama dan unsur Forkopimcam di Kecamatan Punggur.

"Saya mengakui kalau saya keliru menjalani ritual selama ini. Selain itu, kegiatan tersebut juga memang mengganggu warga sekitar tempat saya tinggal," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Mardiono juga mempersilakan kepada para ulama, masyarakat, dan Forkopimcam untuk membongkar makam-makam kosong yang ada di dalam kediamannya sebagai salah satu sarana ritual aliran Kekalah selama ini.

23 makam kosong

Aliran kepercayaan Kerukunan Keluarga Asma Allah (Kekalah) di Punggur menggunakan media makam kosong untuk melakukan ritual.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved