Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pro Kontra RUU HIP

Sejumlah Ormas Islam di Jateng dan DIY Sebut RUU HIP Berikan Kelonggaran Paham Komunis

Mencuatnya Rancangan Undang-undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP), memunculkan gelombang protes oleh sejumlah masyarakat di Indonesia.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Agil Trisetiawan
Tribunsolo.com/Mardon Widiyanto
Gabungan Umat Islam se Jateng-DIY menggelar apel siaga menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) di depan DPRD Kabupaten Klaten, Jum'at (10/7/2020). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN – Mencuatnya Rancangan Undang-undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP), memunculkan gelombang protes oleh sejumlah masyarakat di Indonesia.

Sejumlah kelompok masyarakat menggelar aksi penolakan adanya RUU HIP tersebut, tak terkecuali ormas islam di Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah istimewa Yogyakarta (DIY).

Aksi penolakan itu mereka wujudkan dalam aksi apel siaga penolakan RUU HIP di DPRD Klaten, Jumat (10/7/2020).

DPRD Klaten Digruduk Ribuan Massa dari Gabungan Umat Islam se-Jateng-DIY, Gelar Apel Tolak RUU HIP

Positif Covid-19, Mantan Dokter PSIS Semarang Meninggal Dunia, Memiliki Riwayat Penyakit Gula

Menurut Ketua Majelis Mujahidin Klaten Bony Azward, RUU HIP ini merupakan implementasi dari Komunis yang akan mengrogoti ideologi Pancasila.

Karena ada perubahan Pancasila menjadi Tri Sila, kemudian menjadi Eka Sila yaitu Gotong Royong.

"Dengan RUU HIP ini, mereka ingin membuktikan bahwa mereka membangkitkan Komunisme dengan merubah revolusi konstitusi," kata Bony.

Dia khawatir, dengan perubahan ini dapat berdampak pada nilai-nilai agama yang akan semakin ditinggalkan.

Karena dalam lima sila Pancasila, nilai keagamaan menjadi sila pertama.

"Mereka ingin menjadi Agama sekedar budaya saja, sehingga budaya itu jika dilaksanakan atau tidak tidak ada masalah, itu yang dinginkan orang komunis," jelasnya.

9 Pelaku Kasus Pesilat Cilik Tewas Latihan Silat di Sukoharjo Diamankan, 6 di Antaranya Anak-anak

Jalur Pembangunan Tol Yogyakarta-Solo Tak Lagi Berubah, Pembebasan Lahan akan Dimulai Bulan Depan

Dalam aksi itu, yang dikuti ribuan massa dari ormas Islam se Jateng-DIY itu, Bony mengungkapkan jika ini wujud nasionalisme para umat muslim.

Sekaligus ia menampik dituduh jika oramas islam anti NKRI dan anti Pancasila.

"Justru pada hari ini, yang merasa Pancasila, merasa dirinya NKRI justru menjadi kebalikanya, ingin mengganti Pancasila menjadi Komunis," tegas Bony.

Apel sendiri berjalan tertib, diakhir Apel massa melakukan pembakaran simbol Komunis. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved