Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Solo KLB Corona

Dari 18 Kasus Positif Corona di Solo Hari Ini, 15 Diantaranya Mahasiswa PPDS UNS Solo

15 diantara 18 kasus tambahan tersebut merupakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Ilustrasi 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kasus kumulatif pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Solo meroket per Minggu (12/7/2020).

Terjadi penambahan sebanyak 18 kasus per hari ini.

15 diantara 18 kasus tambahan tersebut merupakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Imbas Covid-19, Nasib Musda REI Jateng 2020 Masih Samar

Alasan Polisi Tembak Terduga Teroris di Ngruki Sukoharjo: MJI Melawan Saat Hendak Ditangkap

Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan, Ahyani tidak menyangka kasus di Solo bakal langsung melejit per hari ini.

"Solo tidak pernah mencatat sebanyak ini," kata Ahyani.

Sebelumnya, 25 mahasiswa PPDS telah dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 dan kini tengah menjalami perawaran di RS UNS Sukoharjo.

15 diantaranya berdomisili di Kota Solo.

"PPDS-nya ada 15 orang, itu macam-macam ada yang dokter residen dan lain-lain," tutur Ahyani.

"3 orang sisanya merupakan non tenaga kesehatan," tambahnya.

Berdasar Data Situasi Covid-19 Kota Solo, Kelurahan Jebres menjadi daerah penyumbang terbesar kasus tambahan Covid-19.

Tercatat, kecamatan itu memiliki 10 pasien Covid-19 baru dibuntut Kelurahan Mojosongo sebanyak 3 orang.

Pasien sisanya masing-masing berasal dari Kelurahan Purwosari, Manahan, Banyuanyar, Sumber, dan Timuran.

"Ini Solo sudah zona hitam," ucap Ahyani.

Menurut Ahyani, peningkatan tajam penambahan kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 lantaran ketidaksiplinan masyarakat dalam menerapkan protokoler kesehatan.

Pria 59 Tahun Asal Desa Wironanggan Positif Corona, Kecamatan Gatak Jadi Zona Merah

"Sekolah tidak boleh tatap muka, hajatan tidak boleh," katanya.

Ahyani menegaskan tracing massif akan semakin digalakkan guna memutus mata rantai penularan Covid-19.

"Harus tracing massif, di luar akan swab khususnya tempat-tempat keramaian," tegasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved