Solo KLB Corona
Masih Pandemi Tapi Ada Pengunjung Pasar Klitikan Tak Pakai Masker, Satpol PP Solo Tak Segan Bubarkan
Mereka tampak berjubel satu sama lainnya dan beberapa di antaranya tak mematuhi protokoler kesehatan.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Beredar kabar ratusan masyarakat memadati lapak oprokan di Pasar Klitikan yang membuka usahanya pagi hari di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Minggu (12/7/2020).
Mereka tampak berjubel satu sama lainnya dan beberapa di antaranya tak mematuhi protokoler kesehatan padahal Solo masih KLB Corona bahkan pandemi belum usai.
Satu di antaranya, pemakaian masker saat beraktivitas di luar rumah.
Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satua Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Solo, Agus Sis Wuryanto tidak menampik kondisi tersebut.
• Cerita Pengguna Kos Khawatir hingga Tak Bisa Tidur Pasca 25 Mahasiswa FK UNS Solo Positif Covid-19
• Dikira Ladang Sayuran dan Pisang Ternyata Ladang Ganja 1 Hektare Beromzet Rp 240 Juta Sekali Panen
Ia bahkan menyebut sejumlah personel telah diterjunkan untuk mengimbau masyarakat di pasar itu.
"Kalau pagi hari memang seperti itu, ratusan orang, tidak hanya minggu, hari-hari biasa juga seperti itu," kata Agus kepada TribunSolo.com, Senin (13/7/2020).
Meski personel telah diterjunkan, beberapa masyarakat tetap saja bandel dan tidak mengindahkan protokoler kesehatan Covid-19.
Tak terkecuali, pemakaian masker di kompleks Pasar Klitikan.
"Ini masih bandel, dulu pernah lockdown tiga hari, tapi ini kumat lagi," tutur Agus.
Satpol PP, lanjut Agus, sering mendapati puluhan masyarakat tidak tertib memakai masker.
"Ya, kurang lebih 50-an orang," ungkap dia.
"Sebenarnya ada sanksi, tapi untuk saat ini kami beri pembinaan dan imbauan saja dulu," tambahnya.
• Pesan Rektor UNS Jamal Wiwoho Untuk 25 Mahasiswa PPDS UNS Solo: Segera Diberikan Kesembuhan
• Imbas Satu Penjual Tahu Kupat di Solo Positif Covid-19, Belasan Warung Sebelah Akhirnya Ikut Ditutup
Agus mengaku khawatir ketidaktertiban masyarakat itu bisa memicu munculnya klaster baru di Kota Solo.
"Kesadaran masyarakat kecil, sebenarnya ini kesadaran dan tanggung jawab bersama," akunya.
Agus menegaskan pihaknya tidak akan segan membubarkan keramaian tersebut apabila ketidaktertiban itu terulang kembali.
"Nanti akan kita bubarkan, tentunya kami akan koordinasi dulu dengan Dinas Perdagangan," tegasnya. (*)