Idul Adha 2020
Mengapa Shohibul Qurban Dilarang Memotong Kuku dan Rambut? Ustaz Adi Hidayat Beri Penjelasan
Bagi shohibul qurban atau orang yang berkurban ada satu ketentuan yakni larangan untuk memotong kuku dan rambut saat memasuki bulan Dzulhijjah.
Bagaimana jika niat kurban muncul di pertengahan sepuluh pertama bulan Dzulhijjah?
Bagi orang yang telah memotong kukunya atau memangkas rambutnya pada awal Dzulhijjah karena tidak ada niatan untuk berkurban, maka tidak mengapa.
Kemudian keinginan itu muncul di pertengahan sepuluh hari pertama (misalnya pada tanggal 4 Dzulhijjah), maka sejak hari itulah dia harus menahan diri dari memotong rambut atau kukunya.
Adapun jika niat kurban muncul ketika tanggal 10 Dzulhijjah, maka larangan itupun tidak berlaku.
Hikmah Keutamannya
Maksud dari perintah larangan ini, agar Allah mengampuni dosa-dosa shahibul qurban ketika hewan kurbannya disembelih.
Ustaz Adi menjelaskan, ibadah kurban merupakan ibadah yang sangat tinggi nilainya.
Allah mengapresiasi ibadah ini karena tidak semua orang bisa melaksanakan perintah berkurban.
"Tidak mudah setiap orang bisa berkurban, karena ia harus mengorbankan harta yang sangat ia cintai," ujar Ustaz.
Allah melihat esensi dari ibadah ini dari segi taqwa seorang hamba.
Daging tersebut bukan hal utama yang dilihat oleh Allah.
"Allah tidak butuh dagingnya, Allah tidak butuh darah hewan kurbannya, bukan itu yang sampai, yang sampai kepada Allah taqwanya, kepatuhan kita, kesungguhan kita, ketaatan kita kepada Allah SWT," lanjutnya.
Dengan ketaqwaan ini, lalu cinta Allah diturunkan kepada orang yang melakukan amalan taqwa ini, maka yang pertama diberikan adalah ampunan dosa.
"Jadi kalau Allah cinta pada seorang hamba itu bukan dikasih dunia, dunia terlampau kecil, tapi yang diberikan pertama kali adalah ampunan dari dosa-dosa," jelas Ustaz Adi.
Dengan berkurban ini, maka seorang hamba mendapat kesempatan akan diampuni dosanya dari ujung rambut kepala sampai ujung kuku di kakinya.