UT Surakarta Kampus Pilihan
Universitas Terbuka Surakarta Ternyata Kampus Online Pertama dengan Prinsip Pendidikan untuk Semua
Bahkan, sejak berdiri pada tahun 1984 UT selalu mengikuti perkembangan teknologi yang belum banyak diterapkan oleh universitas pada umumnya.
Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ilham Oktafian
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Semenjak pandemi Covid-19 muncul pertengahan Maret lalu, seluruh insan pendidikan berlomba-lomba menerapkan pembelajaran online atau tanpa tatap muka.
Tak sedikit yang kikuk, sehingga membutuhkan proses penyesuaian untuk menerapkan pembelajaran berbasis online tersebut.
Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Universitas Terbuka (UT) Surakarta yang beralamat di Jalan Raya Solo-Tawangmangu Km 9,5 Kebakan, Sapen, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.
• Pernah Kontak Erat, 4 Kerabat Pasien Asal Trucuk Kini Terkonfirmasi Positif Covid-19
• Sebut PPDB Zonasi Silent Revolution, Menteri Nadiem : Sekolah Negeri Untuk Yang Paling Membutuhkan
Disampaikan oleh Direktur UT Surakarta, Yulia Budiwati jika pembelajaran online sudah ia terapkan sejak jauh-jauh hari.
Bahkan, sejak berdiri pada tahun 1984 UT selalu mengikuti perkembangan teknologi yang belum banyak diterapkan oleh universitas pada umumnya.
Banyak yang tak menduga akan hal tersebut, Yulia pun menuturkan beberapa perbedaan antara UT dengan universitas konvensional.
"Kalau universitas konvensional, utamanya adalah tatap muka," katanya saat ditemui TribunSolo.com pada Rabu (29/7/2020).
"Kalau di UT menggunakan media, jadi kalau UT ada Tatap muka itu layanan tambahan," terangnya.
Layanan tambahan yang dimaksud Yulia adalah program dimana pengajar mendatangi mahasiswa yang terkendala urusan jaringan.
"Kita punya yang namanya semi blog, jadi tutor datang ke lokasi untuk memberikan pembelajaran tiap hari," paparnya.
"Biasanya itu terjadi di daerah 3T dengan akses jaringan yang kurang," tambahnya.
Perbedaan selanjutnya, dikatakan oleh Yulia adalah urusan penerimaan mahasiswa.
UT pada umumnya, termasuk UT Surakarta tidak pernah membatasi jumlah mahasiswa dalam satu angkatan maupun semester.
Hal tersebut berkait dengan pembelajaran berbasis media, yang meniadakan rombongan belajar atau kelas.
"Sejarah UT untuk men-sarjanakan guru dan masyarakat," paparnya.
• Pohon Beringin di Pasar Depok Manahan Ambruk, Timpa 1 Mobil Carry Merah, Tak Ada Korban Jiwa
• Diduga Dibunuh Rekan Bisnis, Pasutri Ditemukan Tewas Mengenaskan, Istri Sedang Hamil Tua
"Jadi pendidikan kita bersifat massal, kita tidak membatasi jumlah kelas karena tidak seperti sistem klasikal," tuturnya.
Lantaran hal tersebut, UT Surakarta memiliki mahasiswa yang lokasinya jauh dari Kota Solo.
"Karena menggunakan media, yang mencirikan kami adalah daya jangkau," ungkapnya.
"Ada yang dari Purwodadi, Wonogiri pelosok, tambahnya.
"Jumlah keseluruhan mahasiswa UT Surakarta hampir 7.000 mahasiswa, Kalau total 32.000 mahasiswa dengan daya jangkau ke pelosok indonesia hingga luar negeri," terangnya.
Lanjut Yulia, berkait dengan fakta tersebut, jika UT Surakarta mempunyai slogan unggulan yang menjadi pedoman sejak tahun berdiri.
"Bukan anda yang datang ke kampus tapi kampus yang mendatangi anda," terangnya.
Meski mempunyai perbedaan yang mendasar dengan Universitas Konvesional, namun pada prinsipnya UT tetap mempunyai beberapa kesamaan, utamanya dalam hal peraturan.
"Ada kesamaan juga, seperti adanya Tri Dharma perguruan tinggi, terkait dosen dan kenaikan jabatan, peningkatan mutu juga,"
"Sebagai perguruan tinggi kita terikat dengan aturan perguruan tinggi," tegasnya.
Persamaan yang lain adalah urusan administrasi.
UT Surakarta menggunakan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang sudah mencakup biaya SKS mata kuliah.
Untuk urusan UKT, UT Surakarta bisa disebut lebih terjangkau dengan Universitas pada umumnya.
Jika Universitas lain mematok biaya diatas Rp 5.000.000 per semester, di UT Surakarta biaya UKT paling murah hanya kurang dari Rp 1.500.000 saja.
"Itu bentuk kontribusi kita untuk meningkatkan pendidikan di masyarakat," tutup Yulia. (*)