Kisah Tukang Ojek Kumpulkan Rp100 Ribu Selama 3 Bulan Demi Beli HP untuk Kebutuhan Sekolah Anaknya
Tukang ojek ini harus harus berjuang mati-matian demi memenuhi fasilitas sekolah tiga anaknya.
Kondisi itu membuat Andri kesulitan menabung untuk membeli handphone.
Hal itu membuat anaknya terpaksa mengalami kendala tertinggal beberapa pelajaran.
Setelah menabung selama sebulan, ada kenalan Andri yang menjual hp android bekas seharga Rp 100 ribu sehingga anaknya mampu ikut pelajaran daring dari sekolah.
Namun setelah Hp bisa dibeli, Andri justru kembali harus bekerja ekstra lantaran handphone membutuhkan kuota untuk dipakai belajar daring setiap harinya.
Kuota dengan cepat habis lantaran anak sulungnya yang sekolah di salah satu SMP di Prabumulih harus bergantian dengan dua adik kembarnya yang masih SD untuk menggunakan Hp agar bisa belajar daring.
"Akibat corona dan belajar sistem daring ini susah kita, harus kejar-kajaran bekerja terus untuk memenuhi keperluan sehari-hari, sementara ojek sepi," kata Andri Kurniawan dengan raut muka sedih ketika dibincangi wartawan, Selasa (4/8/2020).
Andri mengaku sehari-hari dirinya hanya mampu mengumpulkan uang dari hasil menarik ojek di kisaran Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu setiap harinya.
"Selama corona beberapa bulan kemarin sampai sekarang tarikan ojek masih sepi, terpaksa mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk membeli Hp karena sepi tarikan ojek. Untung ada teman jual hp bekas Rp 100 ribu jadi anak bisa belajar daring tapi malah kuota yang jadi kendala," keluhnya.
Untuk belajar anaknya, Andri harus membeli paket internet dua hari sekali seharga Rp 8000 untuk belajar daring ketiga anaknya setiap hari.
"Dua hari sekali harus isi kuota internet karena cepat habis," katanya.
Mirisnya, meski tergolong keluarga miskin namun hingga saat ini keluarga Andri Kurniawan tak pernah mendapatkan bantuan apapun baik berupa Kuota, PKH, KIP dan lainnya.
"Selama ini belum ada bantuan apapun baik PKH, BLT maupun KIP," ucap Andri.
Lebih lanjut Andri Kurniawan juga mengharapkan agar Pemerintah Kota Prabumulih ada kepedulian sosial dan bantuan Kuota Gratis.
"Keinginan kami agar pemerintah ada kepedulian sosial dan bantuan untuk kami rakyat kecil seperti ini dan jujur saja kami selaku orangtua kesulitan untuk membeli kuota Internet," harapnya.
Sementara itu, Diah Rahmawati anak pertama Andri Kurniawan mengungkapkan, setiap hari sekolahnya selalu belajar daring dan karena hp hanya satu sehingga terpaksa bergantian dengan adiknya.
"Kalau Belajar daringnya gantian sama adik karena kalau adek sekolahnya siang dan kalau saya sekolahnya pagi jadi gantian sama adek karena cuma punya HP satu," ungkap Diah.
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul "Kisah Tukang Ojek di Prabumulih, Sebulan Menabung Demi Beli HP untuk 3 Anaknya Bergantian Belajar"