Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sejarah Kota Solo

Asal-usul Pasar Gede Hardjonagoro Solo : Inilah Sosok Hardjonagoro yang Diabadikan Jadi Nama Pasar

Asal-usul Pasar Gede Hardjonagoro Solo : Inilah Sosok Hardjonagoro yang Diabadikan Jadi Nama Pasar

Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Aji Bramastra
TRIBUNSOLO.COM/Muhammad Irfan Al Amin
Pasar Gede Hardjonagoro Solo. 

Tidak hanya digunakan sebagai transaksi jual beli saja, namun juga sebagai objek wisata sejarah, karena keberadaanya berdekatan dengan Kraton serta Balaikota Surakarta. 

Keberadaan Pasar Gede atau Pasar Gede Harjonagoro tidak hanya menjadi sentra ekonomi bagi warga Kota Surakarta, namun juga menjadi pusat budaya bahkan oleh Pemerintah Kota Surakarta dijadikan sebagai cagar budaya yang dilindungi keberadaannya.

Sejak awal berdirinya, Pasar Gede telah menyedot perhatian masyarakat.

Tidak hanya masyarakat Surakarta saja, namun juga masyarakat Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda.

Dikarenakan Pasar Gede menjadi pasar tradisional dengan bangunan modern pertama yang pernah didirikan.

Kala itu, pasar tradisional memang sangat lekat dengan kekumuhan serta kondisi bangunan yang sangat tidak layak.

Sejatinya keberadaan Pasar Gede juga telah ada sejak berdirinya Kasunanan Surakarta atau pasca Perjanjian Giyanti yang menyebabkan pecahnya Kerajaan Mataram Islam.

Pindahnya pusat ibu kota dari Sukoharjo ke Desa Sala, juga diikuti dengan pindahnya pusat dagang ke wilayah Pasar Gede.

Keberadaanya yang strategis menjadikan pasar tersebut tidak butuh lama untuk diramaikan oleh pedagang dan pembeli.

Pasar Gede menjadi strategis karena adanya Kampung Sudiroprajan yang menjadi wilayah pecinan atau tempat bermukimnya para saudagar Tionghoa di masa Kasunanan Surakarta dan masih bertahan hingga kini.

Lalu dekatnya dengan Sungai Pepe yang menghubungkan dengan Sungai Bengawan Solo juga menjadikannya sarana transportasi semakin bervariasi.

Sehingga jual beli tidak hanya terjadi di daratan namun juga di sungai.

Bekas Candi Pemujaan

Menurut Ketua Kelompok Paguyuban Pasar Gede, Wiharto, selain alasan di atas, pasar marak dikunjungi oleh pedagang dan pembeli karena adanya sebuah candi yang dahulu sering digunakan sebagai tempat ibadah dan ritual.

Keberadaan candi itu pula yang menyebabkan masyarakat menjadi hilir mudik ke area Pasar Gede.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved