Sejarah Kota Solo
Asal-usul Pasar Gede Hardjonagoro Solo : Inilah Sosok Hardjonagoro yang Diabadikan Jadi Nama Pasar
Asal-usul Pasar Gede Hardjonagoro Solo : Inilah Sosok Hardjonagoro yang Diabadikan Jadi Nama Pasar
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Aji Bramastra
Maka timbullah lapak pedagang yang tumbuh satu persatu bak cendawan yang tumbuh subur di musim hujan.
Lalu di masa kekuasaan Pakubuwono X, dibangunlah dua buah gedung yang terpisah oleh jalan guna mengakomodasi kegiatan para pedagang.
Maka dimintalah Thomas Karsten, seorang arsitek berkebangsaan Belanda untuk merancang serta menyusun bangunan yang bersifat permanen dengan gaya rancangan perpaduan antara nuansa Jawa dan Eropa.

Pakubuwono X menganggarkan biaya pembangunan sebesar 650.000 gulden atau setara dengan 2,47 miliar apabila mengikuti kurs rupiah saat ini.
Pembangunannya sendiri membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk menyelesaikan seluruh bagian dari pasar.
Maka jadilah Pasar Gede Hardjonagoro sebagai pasar terbesar di masa Hindia Belanda, lalu kemudian diikuti dengan Pasar Beringharjo di Yogyakarta dan Pasar Johar di Semarang Jawa Tengah.
Asal usul Nama Hardjonagoro
Ada nama Hardjonagoro yang melekat di belakang nama Pasar Gede Hardjonagoro.
Banyak masyarakat mengira bahwa nama tersebut merupakan adaptasi dari sosok pengusaha batik nasional, K.R.T Hardjonagoro atau yang memiliki nama asli Go Tik Swan.
Namun ternyata bukan sosok tersebut yang menjadi cikal bakal nama Pasar Gede Hardjonagoro, mengingat Go Tik Swan lahir pada 11 Mei 1931.
Sedangkan bangunan Pasar Gede telah ada sejak 12 Januari 1929, atau dua tahun sebelumnya.
Wiharto, mengatakan, nama Hardjonagoro sebenarnya berasal dari sosok tokoh masyarakat Tionghoa yang hidup di sekitar Pasar Gede.
Tokoh tersebut memiliki jabatan sebagai Babah Mayor atau pun sosok penguasa yang bertugas memungut uang sapon atau uang kebersihan dari para pedagang sekitar.

Karena tugasnya tersebut, Hardjonagoro diangkat menjadi abdi dalem oleh Kasunanan Surakarta dan memiliki derajat atau tingkat yang sama dengan para bangsawan keraton lainnya.
Selain pemungut uang kebersihan juga bertugas menjadi pengawas keamanan dan jalannya ketertiban pasar.