Solo KLB Corona
Kisah Tenaga Kesehatan Purwosari Solo, Temui Warga Tak Mau Karantina Mandiri hingga Diteror via WA
Tenaga kesehatan di Kota Solo kerap kali menghadapi problematika saat menangani kasus Covid-19.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Tapi, dia tidak mau, kita dikira konspirasi," tuturnya.
Dikatakan Nur, para tenaga kesehatan Puskesmas Purwosari juga sempat diacuhkan orang berkontak dekat maupun pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Itu dialami saat mereka melakukan tracing.
• Jalani Isolasi Mandiri, Pasien Corona Asal Prambanan Ini Jadi yang Pertama Menghuni Hotel Edotel
• Pesan Jokowi Soal Penyelenggaraan Pilkada 2020 : Jangan Sampai Munculkan Klaster Baru Covid-19
"Diacuhkan dan mereka menganggap sepele pekerjaan kita, padahal kita sudah kulo nuwun baik-baik ke sana, tapi mereka tidak mau," kata dia.
"Yang lewat WA dan telepon kita tidak dibalas dengan segera, dikira mau minta minta," imbuhnya.
Bahkan, beberapa tenaga kesehatan sempat diteror masyarakat lantaran hasil swab menunjukkan dirinya positif Covid-19.
Ada rasa ketidak percayaan terhadap hasil uji swab, kata Nur, dalam teror yanh diterima anak buahnya.
"Kebanyakan itu mendapat notifikasi dari Dinas Kesehatan yang menyatakan bersangkutan positif," ujar Nur.
"Kemudian kita datang ke yang berangkutan, yang bersangkutan tidak percaya sampai whatsapp meneror petugas kami," papar dia.
"Bilang, ini saya dipositifkan supaya kamu dapat uang dari pemerintah, kemudian hasil swabnya mana, buktinya mana, sampai malam-malam petugas kami ditelepon," tambahnya.
Tenaga kesehatan Puskesmas Purwosadi bahkan sempat mendapat penolakan dari masyarakat.
Meski mereka hanya datang untuk memberikan edukasi soal rapid test.
"Kemarin itu petugas kami ke lapangan kemudian mengedukasi melakukan pemeriksaan rapid malah ditolak," tutur Nur.
"Katanya, dah saya ora covid covid-an lagi, aku diapusi, ora rapid-rapidan, aku diapusi tok. Konspirasi," imbuhnya.
Nur memastikan para tenaga kesehatan Puskesmas Purwosari tetap semangat melayani masyarakat.
"Alhamdulillah, teman-teman tetap selalu semangat, kalau kita tracing dan tidak bisa dilakukan sendiri, biasanya mengajak RT/RW atau Kelurahan," tandasnya. (*)