Pilkada Sragen 2020
Satu Keluarga di Gemolong Sragen Isolasi Mandiri, KPU Belum Lakukan Coklit
Satu keluarga yang melakukan isolasi mandiri akibat salah satu keluarga terkonfirmasi Covid-19 belum bisa didata untuk pencocokan dan penelitian (cokl
TRIBUNSOLO.COM - Tahapan Pilkada Sragen 2020 tengah memasuki tahapan Coklot oleh KPU Sragen.
Tahapan coklit yang dilakukan ditengah pandemi virus corona ini, membuat petugas harus ekstra hati-hati, agar tidak tertular covid-19.
Satu keluarga yang melakukan isolasi mandiri akibat salah satu keluarga terkonfirmasi Covid-19 belum bisa didata untuk pencocokan dan penelitian (coklit) untuk Pilkada Sragen 2020.
"Kasus menarik di Gemolong, ada yang melakukan isolasi mandiri satu keluarga karena salah satu keluarganya positif Covid-19." kata Divisi Data dan Informasi KPU Sragen, Prihantoro Prasetyo Eko Nagoro, Rabu (5/7/2020).
"Sehingga petugas kami (PPDP) belum bisa melakukan coklit," imbuhnya.
• Imbas Pembangunan Tol Solo-Jogja, Berkembang Isu Tanah di Kapungan Klaten Diharagai Rp 2 Juta/Meter
• Curhat Fendi Warga Kapungan Klaten, 2 Sawah Warisannya Dipasangi Patok Pembangunan Tol Jogja-Solo
• Biasanya Memburu Pakai Tongkat, Kini Petani Miri Sragen Maanfaatkan Belerang untuk Basmi Hama Tikus
• Jalan Ditutup Tembok, Warga RT 18 Tanon Sragen dan Pemilik Tanah Dimediasi, Ini Kesepakatannya
Dirinya juga menyampaikan pihak RT setempat pun tidak berani ketika diminta tolong petugas Coklit untuk melakukan pencoklitan dirumah yang menjalani isolasi tersebut.
"Kita tunggu sampai akhir tahapan coklit, jika masih melakukan isolasi mandiri kita nanti meminta yang bersangkutan untuk memfoto KTP dan KK itu sudah bisa menjadi bahan coklat." jelasnya.
"Namun kami juga sudah berkoordinasi dengan pengawas desa jadi sama-sama saling menjaga," katanya.
Prihantoro menyampaikan kesehatan petugas Pilkada kini paling utama. Menurutnya keterangan dari RT sudah bisa menjadi dasar coklit sehingga memang PPDP diutamakan pengurus RT sehingga lebih paham di daerah tersebut.
Terkait pemasangan stiker tanda bukti telah di Coklit, Prihantoro menyampaikan stiker tersebut bisa dititipkan karena situasional adanya isolasi mandiri tersebut.
"Sticker bisa kita titipkan kan situasional karena isolasi mandiri itu, kita kalau terlalu kaku juga susah malah menyulitkan," katanya.
Ketika ditanyai kendala yang dihadapi PPDP, jam menyampaikan sejauh ini tidak ada kendala, hanya saja ada beberapa PPDP perlengkapan di masa Pandemi lebih kompleks merasa agak ribet.
"Ada beberapa karena semakin banyak perlengkapan seperti pakai face Shield, masker dan sarung tangan mereka merasa ribet karena sudah menjadi SOP dan kita sampaikan di bimtek sehingga harus tetap dipakai," tandasnya. (*)