Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

HUT ke 75 Kemerdekaan RI

Cerita Eks Napiter Asal Sragen, Dulu Ditangkap karena Ingin Racuni Polisi, Kini Taubat & Ternak Lele

Dia terbukti memimpin sebuah kelompok beranggotakan delapan orang dan berencana meracuni polisi di Polda Metro Jaya sebelum akhirnya ditangkap 2011.

Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Ryantono Puji
Paimin saat mengikuti upacara 17 Agustus di Balai Kota Solo, Senin (17/8/2020). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Eks narapidana teroris (napiter) bernama Paimin (39) Warga Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Sambung Macan, Kecamatan Sragen memiliki kisah masa lalu kelam bersama kelompok teroris.

Paimin yang saat ini mengaku telah 'bertaubat' dari dunia terorisme.

Dia terbukti memimpin sebuah kelompok beranggotakan delapan orang dan berencana meracuni polisi di Polda Metro Jaya sebelum akhirnya ditangkap pada Oktober 2011 silam.

Akibat perbuatannya tersebut, Paimin harus menjalani hukuman penjara di Polda Metro Jaya, Mako Brimob, dan Lapas Klas II A Magelang selama 30 bulan sebelum bebas pada April 2014.

Warga Solo Upacara di Tengah Sungai, Panitia Kaget dengan Jumlah Peserta : Kami Kira Hanya Sedikit

Promo Telkomsel 17 Agustus 2020, Nikmati Promo Kuota Unlimited Selama 30 Hari Hanya Rp 450 Ribu

"Saya saat tertangkap merenungi jalan saya salah," katanya saat mengikuti upacara 17 Agustus di Balai Kota Solo, Senin (17/8/2020).

"Saat itu saya meninggalkan dua anak," jelasnya mengawali cerita.

Paimin memaparkan, dirinya dulu mengikuti sebuah kelompok bernama Santanam.

Kelompok ini saat itu berusaha menyebarkan teror dengan wacana meracuni Polda Metro dan Polsek di lingkungannya.

"Saya terjerat kasus racun Kemayoran," akunya.

"Dulu kelompok saya merencanakan itu, tapi belum terlaksana kami ketahuan dan tertangkap," kata Paimin.

Paham terorisme itu dia dapat saat berkumpul dengan kelompoknnya, mereka mendapatkan doktrin kemudian tumbuh rasa dendam dengan polisi dan lain sebagainya.

Mengapa Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 Sempat Didebat Ahli Sejarah, Ini Penjelasannya

Pakai Kaus Barcelona, Gibran Ikuti Peringatan HUT ke-75 RI di Aliran Air Sungai Anak Bengawan Solo

Berdasarkan doktrin yang diberikan, mereka mau melakukan aksi teror.

"Tapi sekarang sudah tidak seperti itu, kami sudah sadar dan kembali ke masyarakat," papar dia.

Bahkan saat bebas dia dijemput warga Sragen di mana tempat dia tinggal.

"Sekarang seperti biasa tinggal di Sragen dan beternak lele," kata dia.

Bahkan saat ini dia sudah memiliki 4 orang anak yang disayanginya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved