Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Di Solo Raya, Baru Sragen yang Berani Terapkan Belajar Tatap Muka, Tapi Pakai Shif dan Jam Dipangkas

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati sampaikan pembelajaran tatap muka tak dilakukan seluruh sekolah, hanya tiga sekolah di setiap kecamatan.

Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Agil Tri
ILUSTRASI : Ratusan siswa SDN 4 Joho, Sukoharjo saat menghelar aksi doa bersama untuk BJ Habibie, Kamis (12/9/2019) 

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Di tengah daerah lain masih menerapkan pembelajaran daring, di Kabupaten Sragen kegiatan belajar mengajar (KBM) sudah dilakukan tatap muka.

Sejumlah sekolah telah mulai membuka diri, SMPN 1 Sragen salah satunya.

Kepala SMPN 2 Sragen, Wiyono menyampaikan teknis pembelajaran ini diawali dengan membentuk beberapa satgas ditingkat sekolah.

Seperti satgas pembelajaran, satgas psikososial, satgas tata ruang, satgas kebersihan, kesehatan dan satgas pelatihan dan humas.

Satgas-satgas tersebut kemudian bertugas mensosialisasi kepada anak-anak dan orang tua bagaimana teknis melaksanakan pembelajaran tatap muka.

"Kita menggunakan job deskripsi atau pembagian tugas masing-masing satgas tersebut, mulai dari depan mengukur suhu badan kemudian cuci tangan itu, sampai masuk kelas, istirahat sekaligus pada pulang sekolah," terang Wiyono, Senin (31/8/2020).

Sri Mulyani - Yoga Hardaya Kompak Cek Kesehatan hingga Swab Test untuk Pendaftaran ke KPU Klaten

Harga HP Samsung Galaxy M51 Terbaru September 2020, Nikmati Kapasitas Baterai Jumbo 7.000 mAh

Wiyono menyampaikan siswa-siswi yang masuk hanya sesuai dengan prosedur yang ditetapkan yakni 50% dari kapasitas ruang.

Jam masuk siswa juga dibagi yakni pukul 07.00 untuk kelas 7, 07.30 untuk kelas 8 dan 08.00 untuk kelas 9.

"Anak-anak yang masuk hanya separuh hari ini 16 siswa kemudian 16 anak-anak lagi di hari berikutnya. Jam masuk juga kita atur pukul 7.00 untuk kelas 7, pukul 07.30 kelas 8 dan pukul  08.00 kelas 9," terangnya.

Separuh siswa yang tidak masuk hari ini juga mengikuti pembelajaran namun dengan sistem daring. Durasi pembelajaran pun juga dipangkas hanya menjadi 4 jam.

Wiyono menyampaikan pihaknya juga tidak mewajibkan anak-anak bersekolah tatap muka, orang tua yang tidak mengizinkan pihanua tetap melayani pembelajaran daring.

"Kami tidak memaksa untuk melakukan tatap muka karena kami membuat angket terlebih dahulu dengan Google form siapa yang mengizinkan dan tidak mengizinkan," jelas dia.

"Setelah mengisi angket kita tindaklanjuti orang tua untuk membuat surat pernyataan bahwa mengizinkan ataupun tidak mengizinkan," terangnya.

Sebanyak 70,2 % orang tua siswa SMPN 1 Sragen telah menyatakan setuju dengan pembelajaran tatap muka, sementara sisanya tidak mengizinkan.

Agar siswa-siswi tidak melanggar protokol kesehatan, Wiyono menyampaikan satgas psikososial akan terus mengawasi siswa-siswi.

Belajar tatap muka ini disambut baik oleh para siswa-siswi, salah satunya Wisnu Aji siswa kelas 7A. Dirinya mengaku senang bisa kembali bersekolah.

Menurutnya belajar dengan metode daring selama ini kurang efektif, dengan pembelajaran tatap muka membuatnya lebih bisa memahami pelajaran.

Ingat Kasus Pecah Kaca Mobil dan Gondol Uang Dinas Pertanian Sragen Rp 80 Juta? Ini Para Pelakunya

Gasak Uang Rp 900 Ribu, Perampok Toko Bangunan di Sragen Tega Pukuli Penjaga Toko hingga Tersungkur

"Senang bisa sekolah lagi, lebih enak sekolah tatap muka daripada daring. Kalau tatap muka lebih paham aja bisa tanya-tanya juga," katanya.

Wisnu sendiri juga telah melaksanakan himbauan dari sekolah untuk membawa bekal makanan dan minuman sendiri dari rumah. 

Perlu diketahui pembelajaran tatap muka ini tidak diikuti seluruh sekolah di Sragen, Pemkab Sragen hanya menunjuk beberapa sekolah untuk terlebih dahulu dijadikan pilot project. (uti)

Kata Bupati Sragen

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati sampaikan pembelajaran tatap muka hari ini tidak dilakukan seluruh sekolah, hanya tiga sekolah di setiap kecamatan.

Pihaknya akan mengevaluasi selama satu pekan kedepan terkait pembelajaran tatap muka yang dilakukan di sebanyak 63 sekolah di Sragen ini.

"Pembelajaran hari ini, yang kita lakukan adalah sampling dulu sambil melihat dalam waktu 1 pekan ini untuk evaluasi penerapan protokol kesehatannya."

"Kita ambil sampel itu setiap kecamatan 3. Ada TK, SD dan SMP kecuali di Sragen kota ada enam sekolah yang diizinkan masuk," terang Yuni ketika ditemui di Pendopo Sumonegaran, Senin (31/8/2020).

Dari satu pekan proses pembelajaran, baru akan diambil keputusan apakah akan dilanjutkan pembelajaran tatap muka atau kembali ke sistem daring seperti yang dilakukan selama ini.

Yuni menyampaikan pada simulasi yang dilakukan Kamis lalu, sekolah yang ditinjau sudah memenuhi protokol kesehatan Covid-19.

Menurutnya anak-anak telah sanggup menerapkan protokol kesehatan namun kekhawatiran orang tua melepaskan anak-anak bersekolah tatap muka juga masih ada.

"Saya sendiri pribadi saat ini juga ada rasa was-was makanya saya minta satu pekan ini evaluasi betul sebelum nanti kita ambil kebijakan lanjut atau tidak," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Pembelajaran Tatap Muka di Sragen Dimulai, Pangkas Durasi dan Terapkan Sistem Gilir

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved