Virus Corona
5 Fakta Mutasi Covid-19 D614G: Lebih Menular dari Jenis Lain, Ditemukan di Pasien Jawa Tengah & DIY
Baru-baru ini ramai soal mutasi D614G, yang diduga lebih menular dibanding jenis virus corona lainnya.
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof. Amin Soebandrio menjelaskan mutasi ini tidak memengaruhi pengembangan Vaksin Covid-19.
"Pada dasarnya selama mutasi tidak memengaruhi protein yang menjadi target vaksin, maka tidak akan memengaruhi kinerja vaksin," terang Amin.
Dia melanjutkan, pengembang vaksin di seluruh dunia menargetkan reseptor banding domain (RPD), bagian dari spike protein virus yang menjadi pintu masuk virus menginfeksi sel manusia.
"Sehingga jika mutasi tidak memengaruhi RPD maka kinerja vaksin tidak akan berubah juga," imbuhnya.
Hal yang sama juga disampaikan peneliti LBM Eijkman, Tedjo Sasmono di acara yang sama.
Tedjo menyampaikan juga, hingga saat ini belum ada bukti langsung mengenai mutasi virus corona, termasuk D614G yang mempengaruhi efikasi vaksin yang sedang dikembangkan saat ini.
"Mutasi D614G itu tidak pada bagian aktif dari perubahan domain dari virus corona," kata Tedjo.
Namun ketika suatu saat nanti virus corona bermutasi dan mengubah RPDnya, di mana itu adalah target para pengembang vaksin saat ini, Tedjo mengatakan hal tersebut bisa diselesaikan dengan teknologi.
"Walaupun nantinya ada mutasi dan terus berkembang (yang memengaruhi RPD), selama Indonesia mempunyai teknologi untuk membuat vaksin, kita dengan gampang akan mengkloning virus yang bermutasi tersebut. Jadi diambil gennya, dimasukkan lagi ke vektornya, dan diekspresikan," katanya.
"Jadi itulah pentingnya teknologi vaksin dikuasai oleh Indonesia. Tanpa itu, kita hanya bergantung pada negara lain."
4. Mutasi Virus Corona D614G Lebih Menular Dibanding Jenis Lain.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof. Amin Soebandrio membenarkan bahwa berdasar hasil penelitian, strain mutasi virus corona D614G lebih menular dibanding jenis lain.
Namun, bukti ini baru didapat di laboratorium.
"Saya ingin menekankan bahwa mutasi (virus corona) D614G sejak awal ditemukan kemudian dites di laboratorium. Ternyata memang mutan ini memiliki kecepatan menginfeksi sel manusia lebih cepat dibanding (mutasi) selain D614G," kata Prof Amin dalam acara virtual bertajuk Dukungan untuk Percepatan Penelitian Vaksin Covid-19, Kamis (3/9/2020).
"Artinya invectivity-nya, bukan penularannya. Dan itu di laboratorium. Sekali lagi di laboratorium."