Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

5 Fakta Mutasi Covid-19 D614G: Lebih Menular dari Jenis Lain, Ditemukan di Pasien Jawa Tengah & DIY

Baru-baru ini ramai soal mutasi D614G, yang diduga lebih menular dibanding jenis virus corona lainnya.

Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Freepik
ilustrasi virus corona 

TRIBUNSOLO.COM - Pandemi Covid-19 di Indonesia belum juga usai.

Berbagai upaya penelitian dilakukan untuk menelusuri virus baru ini.

66 Orang di Klaten Terjangkit Corona, Banyak di Antaranya ABG hingga Pemuda, Seperti Ini Daftarnya

Satu diantaranya adalah soal mutasi yang terjadi pada Sars-Cov-2 yang menjadi penyebab corona.

Baru-baru ini ramai soal mutasi D614G, yang diduga lebih menular dibanding jenis virus corona lainnya.

Untuk lebih mengetahuinya berikut 5 faktanya.

1. Diduga ada di Indonesia sejak Maret 2020.

Dikutip dari Kompas.com, Tim PNF menganalisis seluruh jenis virus corona di Indonesia dari data sekuens genom virus corona yang dimuat di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

Mereka menemukan, penyebaran virus corona jenis D614G sudah ada sejak SARS-CoV-2 pertama kali dikonfirmasi di Indonesia.

"Mutasi D614G sudah ada sejak awal virus (corona) itu di Indonesia, sejak Maret 2020. Perkiraan saya, sekarang lebih banyak lagi," kata Prof Chairul Anwar Nidom yang merupakan ketua tim riset kepada Kompas.com, Sabtu (29/8/2020).

2. Lebih mudah menyebar tapi disebut tidak mematikan.

Dilansir Reuters, Paul Tambyah yang merupakan konsultan senior di National University of Singapore dan Presiden International Society of Infectious Diseases mengatakan bahwa bukti yang ada menunjukkan D614G di beberapa negara sejalan dengan penurunan tingkat kematian. 

Paul menjelaskan, ini artinya mutasi D614G kurang mematikan. "Mungkin mutasi ini lebih menular, tapi tidak terlalu mematikan," kata Paul Tambyah. 

Dia menambahkan, sebagian besar virus cenderung kurang ganas ketika bermutasi.

"Virus berkepentingan untuk menginfeksi lebih banyak orang tetapi tidak membunuh mereka karena virus bergantung pada inang untuk makanan dan tempat berlindung," katanya.

Dikepung Corona, Tambahan 66 Kasus Baru di Klaten Tersebar di 13 Kecamatan, Ini Daftarnya

3. Mutasi Virus D614G Tak Memengaruhi Pengembangan Vaksin Covid-19.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof. Amin Soebandrio menjelaskan mutasi ini tidak memengaruhi pengembangan Vaksin Covid-19.

"Pada dasarnya selama mutasi tidak memengaruhi protein yang menjadi target vaksin, maka tidak akan memengaruhi kinerja vaksin," terang Amin.

Dia melanjutkan, pengembang vaksin di seluruh dunia menargetkan reseptor banding domain (RPD), bagian dari spike protein virus yang menjadi pintu masuk virus menginfeksi sel manusia.

"Sehingga jika mutasi tidak memengaruhi RPD maka kinerja vaksin tidak akan berubah juga," imbuhnya.

Hal yang sama juga disampaikan peneliti LBM Eijkman, Tedjo Sasmono di acara yang sama.

Tedjo menyampaikan juga, hingga saat ini belum ada bukti langsung mengenai mutasi virus corona, termasuk D614G yang mempengaruhi efikasi vaksin yang sedang dikembangkan saat ini.

"Mutasi D614G itu tidak pada bagian aktif dari perubahan domain dari virus corona," kata Tedjo.

Namun ketika suatu saat nanti virus corona bermutasi dan mengubah RPDnya, di mana itu adalah target para pengembang vaksin saat ini, Tedjo mengatakan hal tersebut bisa diselesaikan dengan teknologi.

"Walaupun nantinya ada mutasi dan terus berkembang (yang memengaruhi RPD), selama Indonesia mempunyai teknologi untuk membuat vaksin, kita dengan gampang akan mengkloning virus yang bermutasi tersebut. Jadi diambil gennya, dimasukkan lagi ke vektornya, dan diekspresikan," katanya.

"Jadi itulah pentingnya teknologi vaksin dikuasai oleh Indonesia. Tanpa itu, kita hanya bergantung pada negara lain."

4. Mutasi Virus Corona D614G Lebih Menular Dibanding Jenis Lain.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof. Amin Soebandrio membenarkan bahwa berdasar hasil penelitian, strain mutasi virus corona D614G lebih menular dibanding jenis lain.

Namun, bukti ini baru didapat di laboratorium.

"Saya ingin menekankan bahwa mutasi (virus corona) D614G sejak awal ditemukan kemudian dites di laboratorium. Ternyata memang mutan ini memiliki kecepatan menginfeksi sel manusia lebih cepat dibanding (mutasi) selain D614G," kata Prof Amin dalam acara virtual bertajuk Dukungan untuk Percepatan Penelitian Vaksin Covid-19, Kamis (3/9/2020).

"Artinya invectivity-nya, bukan penularannya. Dan itu di laboratorium. Sekali lagi di laboratorium."

Amin menjelaskan lebih lanjut, hingga saat ini belum ada pengamatan yang berhasil membuktikan bahwa mutasi virus corona D614G dapat menular lebih cepat antar manusia atau satu orang bisa menularkan lebih banyak virus corona ke orang lainnya.

"Hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang kuat terkait itu (penularan mutasi D614G di antara manusia," imbuhnya.

Strain Virus Corona yang Lebih Menular Terdeteksi di Indonesia : Kepatuhan Perlu Ditingkatkan

5. Ditemukan di Jateng dan DIY

Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan  (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada ( UGM) dan tim berhasil mengidentifikasi Whole Genome Sequencing (WGS) empat isolat dari Yogyakarta dan Jawa Tengah dan telah dipublikasikan di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), tiga di antaranya mengandung mutasi D614G.

Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM Gunadi mengatakan, saat ini mutasi D614G pada virus SARS-CoV-2 yang mempunyai daya infeksius 10 kali lebih tinggi telah tersebar hampir di seluruh pelosok dunia.

"77,5 persen dari total 92.090 isolat mengandung mutasi D614G," ucap Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, Gunadi, dalam keterangan tertulis Humas UGM, Selasa (1/09/2020).

 

Sedangkan di Indonesia sudah dilaporkan sebanyak 9 dari 24 isolat yang dipublikasi di GISAID mengandung mutasi D614G. Sepertiganya terdeteksi di dua provinsi di Pulau Jawa.

“Ini sepertiganya terdeteksi di Yogyakarta dan Jawa Tengah," urainya.

Gunadi menambahkan, data dari Indonesia ini masih jauh dari ideal dibandingkan data dunia. Terutama untuk kepentingan data persebaran virus di populasi (epidemiologi), pengembangan vaksin dan/atau terapi Covid-19 di dunia, khususnya di Indonesia.

Namun demikian, dengan fakta terdeteksinya virus SARS-CoV-2 dengan mutasi D614G di Indonesia ini sudah seharusnya semua pihak lebih disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved