Viral
Kisah Dokter Cantik Tangani Pasien Covid-19, Banyak yang Kaget saat Tahu Identitas Aslinya
Di balik penampilannya seperti dokter yang anggun itu, Beoncy menyimpan rahasia. Banyak yang kaget saat mendengar suaranya.
Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM -- Pandemi Covid-19 membuat siapa saja bisa menjadi pahlawan.
Masyarakat bisa menjadi pahlawan memutus rantai penyebaran virus Corona dengan mematuhi protokol kesehatan.
Sedangkan di garda terdepan ada dokter atau tenaga kesehatan yang disebut-sebut adalah pahlawan masa kini.
• DKPP Usul Bentuk Satgas Protokol Kesehatan Pilkada 2020, Temukan Dugaan PelanggaranTerkait Covid-19
• BREAKING NEWS: Pj Sekda Sukoharjo Positif Covid-19
Soal sosok pahlawan ini, tidak peduli siapa Anda, jika melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain di tengah pandemi, Anda tetap pahlawan.
Hal itu setidaknya yang dirasakan Beoncy Laishram.

Melihat penampilannya kala bertugas, semua mengira dia adalah wanita tulen.
Sebab Beyonce terlihat cantik dan mempesona di usia muda.
Pakaiannya pun modis dan pas di badan.
Sehari-hari Beoncy Laishram yang berusia 27 tahun bertugas di rumah sakit swasta Imphal, India.
Di balik penampilannya seperti dokter yang anggun itu, Beoncy adalah transgender.
Bagi kalangannya, Beoncy Laishram adalah simbol kebanggaan.
Betapa tidak? Ia adalah dokter transgender pertama di Manipur, kota kelahirannya.
Selama ini, di tempat kelahirannya, identitas transgender acapkali terpinggirkan.
Banyak yang menganggap remeh status transgender.
Tapi Beoncy Laishram telah membuktikan anggapan itu salah.
Karena kecerdasannya, ia berhasil menempuh pendidikan kesehatan di Regional Institute of Medical Sciences (RIMS), Imphal.
Usai lulus, Beoncy langsung mengabdi kepada masyarakat.
Hari ini, Beoncy Laishram yang mengenakan APD lengkap ikut ambil bagian dalam memerangi pandemi COVID-19, itu sesuai impiannya yang ingin menjadi dokter dan membantu orang.
Soal statusnya, Beoncy Laishram tegas menyatakan dirinya adalah wanita seutuhnya.
"Saya terlihat seperti perempuan sekarang, jadi tidak ada yang menyadari saya trans-gender sampai mereka mendengar suara saya," ucap Beoncy Laishram, dikutip TribunSolo.com dari news18.
Beoncy Laishram menyadari banyak orang terkejut mengetahui fakta jika ia dulu adalah laki-laki.
"Beberapa orang terkejut, tapi hanya sebentar," tambahnya.
Beoncy Laishram bersyukur tempatnya saat ini hidup menerima kehadirannya dan tak pernah mempermasalahkan statusnya sebagai transgender.
"Saya telah bekerja di sini sejak November 2019. Tidak ada diskriminasi atau kebencian yang diarahkan kepada saya. Semua rekan saya memperlakukan saya sebagai teman," kata Beoncy.
Ia mengakui sebagai transgender sudah melakukan operasi kelamin seperti wanita di Puducherry.
Hal itu yang membuatnya merasa pantas disebut sebagai wanita.
Kisah heroik Beoncy Laishram dimulai ketika ia banyak membantu masyarakat kurang mampu yang sulit mendapat akses kesehatan.
Kinerja Beoncy sebagai dokter juga mendapat pujian dari rekannya.
“Dia bagus dalam pekerjaannya. Kami tidak melihatnya sebagai dokter transgender. Dia ramah kepada semua dan telah bekerja keras dengan pasien COVID di rumah sakit,” kata Santa Khurai, seorang aktivis transgender Manipuri.

Sempat Dapat Penolakan Keluarga dan Lingkungan
Perjalanan Beoncy untuk menjadi wanita seutuhnya sempat mendapat penolakan keras dari keluarga.
Tapi ia sudah kukuh akan tekadnya untuk mengubah jenis kelamin.
"Saya menyadari bahwa saya bukan anak laki-laki ketika saya masih di Kelas 8 di HRD Academy of Imphal. Namun, saya tidak mengungkapkan identitas saya sampai saya berada di tahun ketiga MBBS saya, ”kata Beoncy.
Saat bicara tentang orientasinya itu, Beoncy mendapat reaksi keras dari sang ayah termasuk lingkungannya.
Ayahnya yang berprofesi sebagai sopir bus sempat mengancam bunuh diri.
Begitu pula dengan kakaknya yang sulit menerima keputusan Beoncy.
"Teman-teman menjadi kasar, mereka mengejek saya kemanapun saya pergi. Saya memilih berdiam di kamar untuk menghindari penyiksaan mental," ujarnya.
Namun Beoncy menyadari itu adalah bagian dari perjuangannya.
"Itu adalah bagian dari perjuangan untuk membangun identitas saya dan membuat orang menerimanya," kata Beoncy.
"Sekitar tahun 2016, saya menyadari saya tidak bisa lagi menjalani hidup sebagai laki-laki. Saat itulah saya mulai mengidentifikasi diri saya sebagai wanita," tukasnya.
Beoncy sempat mengikuti kontes Miss Trans Queen Northeast usai menjalani operasi kelamin tahun 2013.
Saat itu di benaknya hanya ingin berprestasi dan membuat semua orang menyesal telah meremehkan status transgender.
Hingga kemudian Beoncy memutuskan mengambil mata kuliah kedokteran di bidang bedah kosmetik.
Alasannya, ia ingin membantu kalangan transgender yang susah mendapat pengakuan.
Karier Beoncy pun semakin meningkat, ia kini tergabung di Rumah Sakit Shija di Imphal sebagai dokter residen.
Merasa telah menjadi wanita, Beoncy merasa nyaman jika dipanggil Beyonce sebagai nama populernya.
Tentang pernikahan dan mencari suami, Beoncy mengaku ia belum terpikirkan.
"Saya sedang fokus dalam studi dan profesi saya ," tutupnya. (*)