Pilkada Solo 2020
Mengenal Tuntas Subagyo, Anak Tukang Kayu yang Menjadi Ketua Tikus Pithi Hanata Baris
Tuntas Subagyo (42), merupakan ketua dari Tuntas Subagyo Kelompok massa Tikus Pithi Hanata Baris.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Agil Trisetiawan
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Tuntas Subagyo (42), merupakan ketua dari Kelompok massa Tikus Pithi Hanata Baris.
Ya, Kelompok massa Tikus Pithi Hanata Baris tengah menjadi perbicaraan banyak orang karena berhasil mengusung pasangan bakal calon melalui jalur perseorangan atau independen.
Tuntas mengaku dirinya terlahir dari keluarga yang sederhana dan religius.
Putra bungsu dari 10 bersaudara itu lahir pada 2 Desember 1977 di Desa Purbayan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
Bapaknya bernama Samanto dan ibunya tidak ingin disebutkan.
"Bapak saya religius selalu memberikan pendidikan agama kepada anak-anaknya." katanya, Kamis (10/9/2020).
"Tidak meninggalkan konteks keagamaan," ucap Tuntas.
• Ajak Masyarakat Tidak Golput saat Pilkada Solo 2020, Ketua Tikus Pithi: Golput Tidak Ada Untungnya
• Pilkada Solo 2020, Ketua Tikus Pithi Yakin PKS Tak akan Golput
• Tekan Penularan Covid-19, Pemkot Solo Bakal Terapkan Karantina Wilayah, Begini Teknisnya
• Rapat Umum Masa Kampanye Pilkada Solo Hanya Boleh Sekali, Begini Tanggapan Ketua DPC PDIP FX Rudy
Dia mengatakan, ayahnya pernah bekerja sebagai seorang guru di sekolah negeri kawasan Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
Selain menjadi guru, bapaknya juga pernah melakoni sejumlah pekerjaan diantaranya, petani, pedagang, dan tukang kayu.
Itu dilakukannya untuk menghidupi kesepuluhanaknya.
Sebab, Ibunya meninggal dunia pada tahun 1982, sehingga sang ayah lah yang berjuang mengasuh kesepuluh anaknya, termasuk Tuntas.
"Bapak mengasuh kami bersepuluh seorang diri, jadi apapun dikerjakan," ucap Tuntas.
"Kakak saya alhamdulillah bisa sampai sarjana muda, dan meneruskan kuliah lagi," terangnya.
Jerih payah seorang bapak menghantarkan Tuntas bisa mengenyam pendidikan tinggi.
Ia sempat merasakan jenjang D3 perbankan di STIE AUB Surakarta dan S1 di Universitas Islam Batik (Uniba) Solo.
Dia juga mengaku senang menulis buku.
Salah satu buku yang ia tulis adalah konsep-konsep yang dibawa Tikus Pithi, ya dibukukan ke buku berjedul Pancasonag.
"Pancasonag itu pancasilais, nasionalis, dan agamis." jelasnya.
"Itu ada empat bab, dan bab keempat tentang ekonomi kerakyatan yang disitu saya bedah," tandasnya. (*)