Lika-Liku Penantang Gibran, Sempat Ragu hingga Aturan Tikus Pithi Mantapkan Langkah ke Pilkada Solo
Sosok Fx Supardjo (59) turut meramaikan kontestasi Pilkada Solo 2020 sebagai bakal calon wali kota dari jalur perseorangan atau independen.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Reza Dwi Wijayanti
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sosok Fx Supardjo (59) turut meramaikan kontestasi Pilkada Solo 2020 sebagai bakal calon wali kota dari jalur perseorangan atau independen.
Dalam pesta demokrasi lima tahunan itu, Supardjo didapuk bertandem dengan Bagyo Wahyono.
Keduanya ikut dalam kelompok massa yang dipimpin Tuntas Subagyo, Tikus Pithi Hanata Baris.
"Itu wewenang mas Tuntas. Beliaunya memberikan mandat ke saya dan pak Bagyo maju di Pilkada Solo 2020," ucap dia, Jumat (11/9/2020).
"Saya sempat berpikir-pikir, apa iya? Kadang-kadang merasa saya bukan siapa-siapa, tidak punya apa-apa," tambahnya.
Wacana pengusungan Bagyo - Supardjo (Bajo) mencuat di internal Tikus Pithi pada tahun 2018.
Butuh waktu sepekan bagi Supardjo untuk meyakinkan dirinya menerima mandat Tuntas.
Satu poin aturan kelompok yang dinaungi Yayasan Nuswantara itu-lah yang meningkatkan keyakinannya.
"Dalam Panca Darma kalau memang ikut Yayasan Surya Nuswantara, harus tunduk dan patuh pada pimpinan," ujar dia.
• Mengenal Tuntas Subagyo, Anak Tukang Kayu yang Menjadi Ketua Tikus Pithi Hanata Baris
• Nasib Bagyo, Si Tukang Jahit Penantang Gibran, Belum Apa-apa Sudah Dihantam Hoax Positif Corona
"Kata-kata itu membuat saya berpikir, mau tidak mau, kalau saya masih tergabung dengan Yayasan Surya Nuswantara harus kita jalankan," imbuhnya.
Istri Supardjo, C Sri Partiningsih dan kelima anaknya sempat menolak keputusan maju dalam Pilkada Solo 2020.
"Dengan melihat perkembangan yang terjadi terus tidak masalah. Kita ajak melihat kenyataan, misalnya saat memasukkan syarat dukungan," ucap dia.
"Dengan melihat itu mereka berkata, oh ternyata benar," tuturnya.
Surat rekomendasi Bajo untuk berkontestasi di Pilkada Solo 2020 kemudian turun pada awal Tahun 2019.
"2019 kita mulai bergerak pencarian dukungan KTP. Kita door to door. Kita sowani satu per satu," kata Supardjo.
Instruktur Las dan Ketua RW
Supardjo diketahui berprofesi sebagai instruktur di lembaga pelatihan las, Inlastek Welding-Institute, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.
"Itu sejak tahun 1998 sampai sekarang. Ya, sudah 22 tahun," ucapnya.
Sebelum bekerja di sana, ia sempat menjalankan bisnis konveksi bersama sang istri pasca menikah tahun 1990.
"Saya dulu sebelum mendapat pekerjaan di rumah. Ada konveksi pakaian kemudian tahun 1998 baru bergabung ke lembaga pelatihan," tuturnya.
Tak hanya di dunia pendidikan, Supardjo juga aktif dalam kegiatan kemasyarakatan lantaran menjabat sebagai Ketua RW 07, Kampung Karangturi, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.
"Setiap hari, setiap saat melayani masyarakat. Ketika ada permasalahan pasti yang menjadi ujung tombak dan tombok adalah Ketua RW," katanya.
Selain itu, Supardjo mengaku sebagai prodiakon untuk lingkungan di sekitar tempat tinggalnya.
"Melayani setiap saat bahkan, misalkan ada orang meninggal dunia setiap saat, malam ataupun pagi kita harus siap melayani masyarakat," ujarnya.
Supardjo merasa hidupnya tak jauh dari memberikan pelayanan bagi masyarakat.
Itu pulalah yang membuat pria kelahiran Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta itu berani menerima mandat Tuntas.
"Kita saya mulai pindah dari Yogyakarta ke Solo, tugas saya terus melayani dan melayani," ucap Supardjo.
"Dalam diri saya kemudian muncul pertanyaan, apakah memang Tuhan menghendaki saya diberi tugas atau diberi kesempatan melayani untuk wilayah yang lebih luas," tutur dia.
"Mudah-mudahan bisa menjadi pelayan masyarakat khususnya di Kota Solo," tandasnya. (*)