Awas Salah Kaprah, Inilah Waktu dan Durasi yang Tepat untuk Bayi Berjemur

TRIBUNSOLO.COM - Vitamin merupakan suatu zat penting yang dibutuhkan oleh tubuh.

Meski jumlahnya kecil, namun vitamin memiliki manfaat yang luas untuk kesehatan.

• Cara Daftar dan Mengurus BPJS Kesehatan Secara Online, Dijamin Tidak Ribet

Satu diantaranya adalah vitamin D yang memegang peranan penting dalam sistem imun tubuh manusia.

Vitamin D ini merupakan vitamin yang bisa didapatkan secara gratis karena berasal dari sinar matahari.

Banyak di masyarakat yang melakukan aktivitas 'menjemur' bersama dengan bayinya.

Namun  ternyata dalam melakukan aktivitas ini perlu adanya perhatian khusus dalam melakukannya.

Dokter Filsuf dan Ahli Gizi Komunitas, dr Tan Shot Yen menjelaskan bagaimana cara agar tubuh mendapatkan vitamin D yang benar.

"Badan harus terpapar cahaya matahari yang gelombangnya tertentu bernama Ultraviolet B, kalau yang Ultraviolet A dari subuh sampai maghrib ada." tuturnya dalam tayangan Youtube TribunNews, (14/9/2020).

• ABY Klaim Sudah Lengkapi Berkasnya ke KPU, Kini Targetkan Menang 55 Persen Lebih Lawan Sri dan One

Ia pun menjelaskan perbedaan Ultraviolet A dan Ultraviolet B, dari panjang gelombangnya ultraviolet B lebih pendek dibandingkan A.

"Ultraviolet B baru muncul di daerah kita jam 10 pagi, dan jangan jemur sampai gosong, 5 - 15 menit cukup lah" ujarnya.

Agar tubuh bisa membuat vitamin D3, perlu mempersiapkan diri agar Sinar Ultraviolet B mengenai tubuh, karena tidak bisa menembus pakaian.

"Begitu pula Ultraviolet B tidak tembus kaca jadi harus diperhatikan, kalau Ultraviolet A bisa tembus " ucapnya.

Bagi orang yang berumur, Dokter Tan menyarankan perlu ditambah dengan suplemen karena daya serapnya sudah berkurang.

"Kalau untuk bayi juga  jangan disamakan dengan orang dewasa, paling tidak 5 menit saya" ungkapnya.

Manfaat Vitamin D untuk Tubuh

Dikutip dalam webinar PB IDI Indonesia, Prof. dr. Iris Rengganis., sp. PD-KAI menjelaskan bahwa vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak yang berperan dalam banyak fungsi tubuh yang penting.

Vitamin D memiliki beberapa bentuk yaitu vitamin D2 dan vitamin D3.

"Saat ini, tidak kita sangka vitamin D menjadi primadona. Vitamin D yang aktif adalah vitamin D3. Vitamin D dari matahari ini sebetulnya disintesis pada kulit dan diabsorsi dari makanan atau suplemen," jelasnya, Kamis (13/8/2020).

Selanjutnya, vitamin D akan diubah di dalam liver menjadi caldiciol.

Caldiciol kemudian dimetabolisme di dalam ginjal.

"Vitamin D yang sudah aktif akan dialirkan ke semua sistem imun dan organ kita. Selain untuk tulang, ternyata sekarang, vitamin D ini juga untuk sistem imun, usus, penyerapan di usus, dan otot," paparnya.

• Cara Daftar dan Mengurus BPJS Kesehatan Secara Online, Dijamin Tidak Ribet

Fungsi vitamin D yang paling dikenal adalah untuk regulasi pembentukan dan mempertahankan tulang kuat.

Fungsi proliferasi diferensiasi sel, membentuk sistem kekebalan tubuh dan membantuk dalam pencegahan kanker.

Tempat bekerjanya vitamin D ada pada gigi, saluran pencernaan, tulang, otak, payudara, prostat, plasenta, prankeas, dan beberapa organ lainnya.

"Jika kekurangan vitamin D maka penyakit akan muncul pada orang yang sudah disebutkan. Betapa luar biasanya vitamin D itu. Asupan vitamin D yang paling baik adalah dari matahari. Tetapi jika terlalu lama berjemur tanpa pelindung bisa bersifat karsinogenik," sambungnya.

Lebih lanjut dijelaskan, durasi terbaik untuk berjemur adalah selama 2 jam.

Sementara, rata-rata kadar vitamin D orang Indonesia kurang dari 20 ng/ml yang bisa menyebabkan beberapa penyakit.

Seperti depresi, diabetes, hepatitis B, gangguan sistem imun, hingga gangguan sistem pernafanasan.

"85 persen ibu hamil, 44 persen anak-anak, 63 persen wanita biasa, dan 78,2 persen lansia di Indonesia kekurangan vitamin D. Kenapa? mungkin karena kurang berjemur, selalu di tempat ber-AC, kerja pagi pulang malam, penggunaan pakaian tertutup, dan lain sebagainya," imbuhnya.

Adapun gejala tidak khas ketika tubuh kekurangan asupan vitamin D di antaranya sulit tidur, nyeri punggung bawah, kelemahan otot, mialgia, artralgia, mudah sakit, mudah lelah, gangguan mood, keringat berlebih, rambut rontok, dan disfungsi ereksi.

Ideal pemeriksaan vitamin D dilakukan sepanjang musim.

Tdak ada aturan baku yang menganjurkan frekuensi pemeriksaan konsentrasi vitamin D.

Namun, direkomendasikan setiap 3-6 bulan sekali.

(*)