Proyek Tol Solo Jogja
Daftar Resmi 50 Desa dan 11 Kecamatan di Klaten yang Jadi Lintasan Jalan Tol Solo-Jogja
Pemerintah merilis daftar desa dan kecamatan di Kabupaten Klaten yang bakal tergusur proyek jalan Tol Solo-Jogja.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
10. Kecamatan Manisrenggo
- Desa Borangan
- Desa Barukan
- Desa Nangsri
- Desa Taskombang
11. Kecamatan Prambanan
- Desa Joho
- Desa Kebondalem Lor
- Desa Kokosan
Dari 11 Kecamatan yang terdampak, Kecamatan Ngawen menjadi wilayah terdampak paling banyak meliputi 9 desa.
Sedangkan Kecamatan Ceper menjadi wilayah terkecil terdampak yakni desa Kuncen, disusul Kecamatan Delanggu dengan desa terdampak dua wilayah yakni Sidomulyo dan Mendak.
Warga Jangan Jadi Penonton
Teka-teki lokasi wilayah yang pasti terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) Tol Solo–Jogya akhirnya terjawab sudah.
Gubenur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menetapkan lokasi melalui Surat Keputusan (SK) bernomor 590/48 Tahun 2020 tanggal 15 September 2020 tentang Penetapan Lokasi (Penlok) Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Tol Solo - Yogyakarta di Kabupaten Klaten.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, dalam SK Gubenur Jateng tersebut, telah menetapkan jalur Tol Solo-Jogja ada 50 desa di 11 kecamatan di Kabupaten Klaten.
Total luas yang terdampak di Kabupaten Klaten seluas 3.775.217 meter persegi.
• 4 Desa di Karangnongko Klaten Terkena Proyek Tol Solo-Jogja, Sawah, Rumah hingga Makam Bakal Digusur
• 5 Desa di Banyudono Boyolali Bakal Tergusur Proyek Tol Solo-Jogja, Ini Daftarnya
Dalam SK Gubernur ini juga menetapkan peta lokasi sebagai dasar pengadaan tanah.
Sesuai lampiran SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/48 Tahun 2020 menyebutkan Kecamatan Ngawen menjadi wilayah terdampak paling banyak meliputi 9 desa.
Sedangkan Kecamatan Ceper menjadi wilayah terkecil terdampak yakni desa Kuncen, disusul Kecamatan Delanggu dengan desa terdampak dua wilayah yakni Sidomulyo dan Mendak.
Sekda Klaten, Jaka Sawaldi mengharapkan dengan SK penetapan lokasi ini bisa mengakomodirkan kepentingan wilayah, dampak lingkungan dan sosial termasuk responsif terhadap perkembangan lapangan.
Termasuk lahan pertanian Klaten seperti irigasi sawah tak terputus, sumber mata air tidak terganggu hingga situs bersejarah yang tersebar di wilayahnya.
"Kita berharap masyarakat tidak sebagai penonton, termasuk lahan pertanian Klaten seperti jaminan keberlanjutan irigasi tidak terganggu, termasuk sumber-sumber mata air dan situs," jelasnya, Jumat (18/9/2020).