Anak Pemulung di Boyolali Berprestasi
Potret Rumah Anak Pemulung Boyolali yang Jadi Lulusan Terbaik, Masih Lantai Tanah & Tiang dari Bambu
Tak terlihat jauh dari kata mewah bahkan sangat sederhana masih berlantai tanah.
Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Asep Abdullah Rowi
Jalan berliku pun ditempuh Nurpitasari agar cita-citanya menjadi perawar tak kandas di tengah jalan.
Saat masih duduk di bangku SMK Annur Ampel Boyolali, Nurpitasi mencari informasi agar orangtuanya tak mengeluarkan ongkos untuk biaya kuliahnya.
Bermacam beasiswa ia coba, namun sempat gagal lantaran terganjal seleksi.
"Saya tidak menyerah, saya mencoba ikut beasiswa Bina Lingkungan, alhamdulillah saya diterima dan dibiayai gratis sampai wisuda," katanya.
Usai diterima di UNW, Nurpitasari tak berhenti mengalami kesulitan.

Meski biaya ditanggung beasiswa, namun untuk makan dan urusan kuliah ia harus mengeluarkan biaya tambahan.
Ia dan orangtuanya berbagi tugas agar kuliah Nurpitasi tak mandeg ditengah jalan.
• Terjaring Razia Masker, Pria Ini Dihukum Baca Pancasila tapi Tak Hafal, Akhirnya Baca Al Fatihah
Nurpitasari mendapat biaya tambahan membantu dosennya, sementara orangtua semakin giat mengumpulkan rosokan.
Namun saat pertengahan semester, rupanya hasil penjualan rosokan orangtuanya tak mampu menambal biaya tambahan Nurpitasari.
"Orangtua hanya mengambil rosokan, modalnya dari orang lain," aku dia.
"Kalau orangtua ngambil rosokan harga Rp 1.000 nanti dijual seharga Rp 1.200, untungnya Rp 200, untuk biaya sehari mepet, belum lagi untuk ongkos saya," tambahnya.
Di pertengahan jalan, Juman pun sempat putus asa lantaran kemiskinannya itu.
Di satu sisi ia ingin tetap membiayai Nurpitasari sampai lulus, namun baru menginjak beberapa semester ia merasa sangat pontang panting.
• Empat Peserta Ujian SKB CPNS dari Wonosobo Ini Reaktif Covid-19 saat Dites, Begini Nasib Mereka
Akhirnya "Bank Tithil" mingguan menarwakannya pinjaman dengan syarat yang mudah.
Juman pun tergiur meski ia harua membayar bunga melebihi 15 persen.