Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Trik Atur Uang Jelang Resesi

Begini Tips Mengatur Uang saat Terjadi Resesi Ekonomi, Pengamat: Bedakan Keinginan dan Kebutuhan

Perencana Keuangan, Mimien Soesanto mengatakan, masyarakat disarankan untuk tetap membelanjakan uang. Sebab, roda ekonomi harus tetap berjalan meski

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Agil Trisetiawan
net
Ilustrasi uang 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Dampak ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19 sangat dirasakan pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Bahka, Indonesia berada di jurang resesi, akibat pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 ini yang diprediksi bakal minus. 

Perencana Keuangan, Mimien Soesanto mengatakan, masyarakat disarankan untuk tetap membelanjakan uang.

Sebab, roda ekonomi harus tetap berjalan meski pertumbuhan tidak terlalu tinggi.

"Minimal berjalan, tidak berhenti di tempat," kata Mimien dalam Obrolan Virtual Overview : Trik Atur Uang Jelang Resesi.

Indonesia Diproyeksi Masuk Jurang Resesi, Pengamat Ekonomi UNS: Ini Beda Dengan Krisis Moneter 1998

Jalal Ransum Canggih Buatan Warga Solo, Ini Komentar Kapolresta Solo

Daftar Barang yang Dibakar Bea Cukai Solo, Nilai Miliaran Rupiah, Tak Hanya Sex Toys Tapi Ada Kondom

Polisi Tangkap Otak Penyerangan di Mertodranan Solo, Bersembunyi di Rumah Terduga Teroris di Jepara

Selain itu, Mimien menyarankan masyarakat tetap harus memilik tabungan dana darurat.

"Kita tidak tahu ke depan akan seperti apa," ujarnya.

Tabungan dana darurat, lanjut Mimien, bisa diambil dari potongan pengeluaran yang tidak perlu.

"Misal biasanya kita belanja makanan secara berlebihan, sekarang kita bisa kreatif dengan cara memasak sendiri," kata Mimien.

"Selain itu, karena banyak di rumah, kita sering mendapati promo-promo di online shop." imbuhnya.

"Pengeluaran untuk itu juga direm dulu," tambahnya.

Menurut Mimien, masyarakat kini harus lebih bisa memisahkan antara kebutuhan dan keinginan.

"Kita tetap harus pakai akal sehat kalau berbelanja, dan tetap memiliki asuransi yang memadai," ucapnya.

Masyarakat disarankan memiliki asuransi, khususnya asuransi kesehatan.

Apalagi, biaya kesehatan saat ini berpotensi naik berlipat-lipat dibanding sebelumnya.

"Saat kita terkena Covid-19, itu ternyata biaya cukup tinggi dan di luar itu risiko sakit lainnya juga tinggi," ujar Mimien.

"Biasanya sakit usus buntu biayanya Rp 30 juta. Saat ini karena ke rumah sakit butuh beberapa hal misal butuh uji swab dan sebagainya. Itu biaya mungkin berlipat," imbuhnya.

Selain itu, Mimien menyarankan masyarakat lebih baik berhati-hati dengan tawaran pinjaman online yang kian marak di tengah pandemi Covid-19.

"Bunga di pinjaman online cukup tinggi meski promonya menggiurkan sebisa mungkin dihindari," tandasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved