Pilkada Solo 2020
Gaduh PDIP vs Demokrat, Pengamat UNS Berikan Analisis Apakah Akan Pengaruhi Suara Gibran di Solo
Nah, apakah insiden mematikan mikrofon tersebut akan berdampak di gelanggang Pilkada Solo 2020?
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Insiden Ketua DPR Puan Maharani yang diduga mematikan mikrofon politikus Partai Demokrat menginterupsi sidang paripurna pengesahan Omnibus Law RUU Cipta Kerja tengah disorot.
Apalagi, partai yang menaungi keduanya berbeda haluan politik dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Partai Demokrat lebih memilih untuk menjadi oposisi dalam pemerintahan itu.
Sementara partai yang menaungi Puan, PDI Perjuangan memilih menyokong poros pemerintah.
• Pengamat UNS Sebut Pihak yang Tak Sepakat UU Cipta Kerja Masih Bisa Ajukan Judicial Review ke MK
• Omnibus Law Disahkan, Sebanyak 35 Investor Global Malah Khawatir dan Keluarkan Surat Terbuka
Nah, apakah insiden mematikan mikrofon tersebut akan berdampak di gelanggang Pilkada Solo 2020?
Pengamat Hukum Tata Negara dan Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto menilai itu tidak akan mempengaruhi konstelasi dalam pesta demokrasi lima tahunan.
"Permainan ada di Jakarta sementara Pilkada ada di daerah dengan mengandalkan pengaruh tokoh yang ada di daerah," terang Agus kepada TribunSolo.com, Selasa (6/10/2020).
Menurut Agus, Pilkada 2020, termasuk di Solo lebih bersifat lokalitas dan tidak terpengaruh isu nasional.
Termasuk berkaitan raupan perolehan suara pasangan calon yang diusung PDI Perjuangan.
Seperti diketahui, partai besutan Megawati Soekarnoputri itu mengusung pasangan Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa di Pilkada Solo 2020.
"Tidak ada pengaruhnya terhadap Gibran. Pilkada kaitannya tokoh-tokih lokal," ujar Agus.
"Situasinya sangat lokalitas. Tidak ada kaitannya dengan situasi nasional," tandasnya.
• Tragedi Mikrofon Mati, Pengamat Politik UNS : Puan Maharani Tak Elok saat Demokrat Mencuri Momen
• Seorang ASN Bertugas di DPRD Sukoharjo Positif Covid-19, Sempat Ikuti Bimtek di Gedung Menara Wijaya
Sandiaga Jadi Jurkam Gibran
Pandemi Covid-19 membuat para pasangan calon kepala daerah yang berlaga di Pilkada 2020 harus beradaptasi.
Pasangan Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa juga turut di antaranya.
Pasangan yang diusung PDI Perjuangan dalam Pilkada Solo 2020 itu mengaku tengah menyiapkan kemasan khusus bagi para juru kampanye (Jurkam).
Seperti diketahui, Sandiaga Salahudin Uno, Puan Maharani, hingga Megawati Soekarnoputri masuk dalam daftar jurkam.
Mereka rencananya bakal dihadirkan secara virtual atau daring.
• Balita Selamat di Pangkuan Ibundanya saat Kecelakaan Maut yang Tewaskan 3 Orang di Tol Solo-Ngawi
• Di Pilpres 2019 Lawan Jokowi, Tahun Ini Sandiaga Jadi Jurkam Anaknya, Gibran : Saya Senang Sekali
"Nanti mungkin kita kemas juga secara daring," kata Gibran kepada TribunSolo.com, Jumat (2/10/2020).
"Tidak mungkin nanti bu Mega, pak Sandy dan lain-lainnya kita datangkan di kampung - kampung atau kampanye akbar di lapangan," ungkapnya.
Bagi Gibran, komunikasi dengan warga Kota Solo tidak terputus cuma gegara pandemi Covid-19.
"Itu kan sudah tidak ada lagi. Semuanya harus beradaptasi secara daring," ujar Gibran.
"Yang penting komunikasi dengan warga tetap terjaga. Baik secara daring atau tatap muka yang penting komunikasi lancar," tambahnya. (*)