Aksi Tolak Omnibus Law di Bali Diwarnai Lempar Batu
Namun, setelah tiba massa aksi berbaju hitam melempari petugas kepolisian yang berjaga. Polisi membalasnya dengan tembakan gas air mata.
TRIBUNSOLO.COM - Aksi menolak Omnibus Law hampir rata di berbagai daerah.
Seperti di Bali juga terjadi aksi serupa dan diwarnai aksi lempar batu.
Unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Bali, Ricuh, Kamis (8/10/2020).
• Makin Dekat, Anrez Putra Adelio Didukung Pacari Tiara Andini hingga Miliki Pasukan #KawalSampaiDapat
• 563 Personel Gabungan Disiagakan di Lokasi Aksi Solo Raya Gugat Omnibus Law Gladag Solo
Awalnya, massa berkumpul di depan Kampus Universitas Udayana di Jalan Sudirman.
Mereka kemudian berjalan kaki menuju gedung DPRD Bali dan tiba sekitar pukul 15.00 WITA.
Namun, setelah tiba massa aksi berbaju hitam melempari petugas kepolisian yang berjaga. Polisi membalasnya dengan tembakan gas air mata.
Pantauan Kompas.com, hingga pukul 16.15 WITA, massa masih bertahan di depan gedung DPRD Bali. Adapun lemparan batu mulai mereda.
Sementara sebagian massa lain bertahan di depan gedung Universitas Udayana.
Mereka berorasi secara gantian menuntut agar Undang-undang Cipta Kerja dibatalkan.
"Tuntutan teman-teman aksi hari ini ingin pemerintah dan DPR RI untuk mencabut UU Cipta Kerja karena dinilai sangat merugikan masyarakat Indonesia," kata juru bicara aliansi Bali Tidak Diam, Abror Torik Tanjilla di kampus Universitas Udayana, Kamis.
Ia menyebut massa akan terus melakukan aksi hingga pemerintah mengabulkan tuntutan mereka.
Adapun hingga Kamis sore petugas kepolisian masih berjaga di dalam gedung DPRD Bali.
Demo menolak Omnibus Law juga dilakukan di antaranya di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Demo Tolak Omnibus Law di Bali Ricuh, Massa Berpakaian Hitam Lempari Polisi dengan Batu