Virus Corona
Temui Rakyat Tanpa Pakai Masker, Kim Jong Un Klaim Tak Ada Satu pun Korban Covid-19 di Korea Utara
Kim Jong Un tampak sedikit emosional ketika menyebutkan kesulitan yang dialami Korea Utara beberapa waktu belakangan.
TRIBUNSOLO.COM - Aksi nekat dilakukan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Ia bertemu dengan kerumunan orang tanpa masker di Pyongyang tanpa mengenakan masker.
Rupanya pidato tanpa masker dilakukan Kim Jong-un sebagai ungkapan syukur karena negara tertutup itu tak memiliki satu pun korban virus corona.
Baca juga: Momen Kim Jong Un Menangis saat Ceritakan Kesulitan Korea Utara : Didera Banjir hingga Corona
Baca juga: Pandemi Covid-19, Kim Jong Un Kembalikan Masker ke China, Curiga Dibuat di Korea Selatan
Mengutip CNN, pernyataan Kim Jong Un itu disampaikan pada peringatan 75 tahun Partai Buruh.
Kim Jong Un tampak sedikit emosional ketika menyebutkan kesulitan yang dialami Korea Utara beberapa waktu belakangan.

Beberapa orang yang hadir di pertemuan itu juga terlihat menangis mendengar pidato Kim Jong Un.
Kim Jong Un berharap Korea Selatan dapat mengatasi situasi pandemi virus corona yang melanda seluruh dunia.
Dia juga menambahkan harapannya agar kedua belah pihak dapat "bergandengan tangan".
Dalam acara pawai peringatan 75 tahun Partai Buruh, Kim Jong Un hadir tanpa mengenakan masker.
Dia terlihat mencium anak-anak yang memberinya bunga.
Tampaknya, tak ada pedoman jarak sosial yang diterapkan dalam kerumunan tersebut.

Secara terpisah, beberapa ahli percaya, Korea Utara yang memiliki penduduk hampir 25 juta orang dengan pembatasan ketat dari China, dapat lolos dari penularan Covid-19.
Juli lalu, Joshua Berlinger dari CNN menulis "ada kemungkinan Korea Utara tidak mengidentifikasi kasus yang ada karena kurangnya pengujian atau telah berhasil mengisolasi klaster kecil kasus Covid-19 dan tidak melaporkannya".
Mengutip NYPost, Kim Jong Un menyampaikan perintahnya pada saat pertemuan politiro Partai Buruh yang berkuasa, Senin (5/10/2020).
Dikarenakan pandemi Covid-19, Korea Utara mendapatkan lebih banyak tekanan ekonomi.