Viral Kasus Pembobolan Rekening Melalui Nomor Ponsel, Simak 3 Tips Menghindarinya
Beberapa waktu lalu viral nasib nahas menimpa seorang dokter gigi di Surabaya Eric Priyo Prasetyo (43).
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
TRIBUNSOLO.COM - Beberapa waktu lalu viral nasib nahas menimpa seorang dokter gigi di Surabaya Eric Priyo Prasetyo (43).
Sebab, saldo dalam rekeningnya tiba - tiba merosot.
Baca juga: Cara Mayjen Ratmono Perangi Covid-19 di Wisma Atlet: Jalani Tugas Secara Riang Gembira
Dalam hitungan menit, saldo sebanyak Rp 400 juta di rekeningnya dibobol.
Pelaku pembobolan hanya menyisakan uang sekitar Rp 500.00 di rekeningnya.
Kronologi Kasus
Aksi pembobolan rekening Eric terjadi sejak tahun 2016. Akan tetapi hingga kini, kasus tersebut belum menemukan titik temu.
Penasihat hukum Eric, Yusron Marzuki menjelaskan, awalnya kliennya mendapatkan telepon dari seorang pria.
Pria itu mengaku sebagai customer service Bank Danamon.
Kepada Eric, pria tersebut mengatakan bahwa Eric terdaftar pada layanan bank yang menyajikan harga komoditas, valas serta saham.
Tak langsung percaya, Eric pun mengonfirmasi ke pihak Bank Danamon perihal telepon tersebut.
Pihak bank menyebut, tak ada layanan seperti yang dikatakan oleh pria yang meneleponnya.
"Pak Eric diminta mengabaikan dan tidak menanggapi infoemasi dari penelepon misterius itu," kata Yusron.
Baca juga: 10 Mobil Terlaris di Indonesia Kuartal 3 2020: Suzuki Carry Buntuti Mobil Sejuta Umat Toyota Avanza
Namun kemudian, ada kode aktivasi yang dikirimkan ke ponsel Eric.
Ia terkejut karena tidak melakukan aktivasi layanan apapun.
Tak berhenti di situ, Eric seperti diteror. Bahkan ia juga menerima pesan bernada ancaman.
Lantaran merasa tak nyaman, Eric mendatangi pusat layanan Telkomsel di Jalan Kayoon Surabaya untuk menutup nomor ponselnya.
Menurut Yusron, setelah ditutup nomor kliennya kembali aktif.
"Tujuh menit usai ditutup, nomor Pak Eric aktif lagi. Informasi dari Telkomsel, nomor tersebut dikloning di Kelapa Gading Jakarta," tutur Yusron.
Beberapa hari sesudahnya, Eric baru menyadari jika saldo rekeningnya telah dibobol.
Dari daftar mutasi, uangnya mengalir ke lima nomor rekening yang tak ia ketahui. Adapun transaksi berlangsung delapan kali dalam waktu singkat.
Saldo Eric terkuras. "Dari semula sekitar Rp 400 juta tinggal sekitar Rp 500.000," kata dia.
Kejadian itu dilaporkan ke Polda Jatim.
Eric juga meminta ganti rugi kepada pihak Telkomsel dan Danamon atas kejadian yang menimpanya.
Namun Telkomsel maupun Danamon dinilai tidak memiliki itikad baik untuk mengganti.
"Karena sejak 2016 tidak ada ganti rugi untuk kerugian yang dialami klien kami," terang Yusron.
Baca juga: Acara Keluarga di Kelurahan Bumi Solo Jadi Klaster Baru Covid-19: 9 Warga Positif Corona Usai Diswab
Tips Menghindari Pembobolan Rekening Bank Lewat SIM Card
Lindungi data pribadi
Dikutip dari Kompas.com, ada beberapa cara agar terhindar dari aksi penipuan yang bertujuan menguras tabungan, berikut di antaranya:
Pertama, tidak mengunggah data pribadi, seperti nomor kartu ATM, nomor telepon, nomor kartu kredit, atau nama anggota keluarga ke media sosial.
Seringkali banyak orang secara tidak sengaja mengunggah informasi-informasi tersebut tanpa disensor, sehingga berpotensi untuk disalahgunakan.
Kedua, tidak mudah percaya jika menerima telepon atau pesan dari nomor tak dikenal yang mengatasnamakan bank atau pihak lain.
Biasanya oknum tersebut meminta data pribadi dan data perbankan sebagai syarat untuk mendapat hadiah yang dijanjikan.
Ketiga, selalu mengonfirmasi segala informasi yang didapatkan ke call center atau bank terdekat.
Bertransaksi aman di ATM
Sementara itu, ahli IT sekaligus dosen Ilmu Komputer Uniersitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Rosihan Ari Yuana membagikan sejumlah tips agar rekening bank atau ATM aman.
Dia menyarankan agar masyarakat tidak bertransaksi di sembarang ATM.
"Jangan bertransaksi di sembarang ATM, namun pilih ATM yang dijaga oleh security atau minimal yang lingkungannya selalu ramai. Biasanya paling aman di ATM yang ada di area bank," kata Rosihan saat dihubungi Minggu (7/6/2020).
Selanjutnya, apabila menggunakan mesin ATM, dia mengimbau agar masyarakat selalu menutup keypad ketika memasukkan kode PIN dan memastikan ATM tidak tertinggal di mesin.
Menurut Rosihan, masyarakat harus segera menghubungi nomor customer service jika ada hal-hal ganjil di mesin ATM atau terjadi kendala pengoperasian dan meminta segera diblokir untuk sementara.
Dia menyebut, mengajak teman yang terpercaya ketika bertransaki di ATM juga dapat menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
"Jangan pernah percaya pada orang yang menawarkan bantuan ketika terjadi sesuatu di mesin ATM, apalagi memberitahukan nomor PIN," kata dia.
Baca juga: Rekening Dokter Gigi di Surabaya Dibobol, Uang Rp 400 Juta Hanya Tersisa Rp 500.000
SMS banking
Apabila mendapat email atau SMS, kata dia, yang meminta mengupdate pin atau data lain yang sifatnya sensitif melalui link tertentu yang diberikan, maka abaikan atau jangan pernah membuka link tersebut.
Agar mengetahui notifikasi setiap transaksi, Rosihan menyarankan agar masyarakat mengaktifkan layanan SMS banking.
"Tapi untuk transaksi sendiri sebaiknya jangan menggunakan SMS Banking. Jadi hanya fitur notifikasinya saja yang digunakan," jelas dia.
"Transaksi lewat SMS Banking itu menurut saya sangat bahaya, karena kita mengetikkan kode PIN di SMS. Sehingga jika kita lupa hapus SMS nya, lalu ponsel kita dicuri atau diambil orang bisa tahu kode pinnya. Zaman sekarang, untuk menyadap SMS sangat gampang," jelas dia.
(*)