Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Penanganan Covid

Cerita Psikolog Rawat Pasien Covid-19 yang Hampir Bunuh Diri, Tegaskan Hanya Takut kepada Tuhan

Menurunnya mental yang dialami para pasien tentunya berdampak buruk pada kondisi kesehatan dan imunitas.

Editor: Hanang Yuwono
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
ILUSTRASI: Petugas Uji Klinis Vaksin Covid-19 mengenakan APD saat akan melakukan proses penyuntikan vaksin kepada relawan di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Jumat (14/8/2020). 

"Kami harus bisa mencari, bagaimana sih membangun percaya diri akan sembuhnya ada. Saya terus mencari cara dan menjadikan kesulitan ini menjadi satu tantangan. Tapi Alhamdulillah, sekarang sudah tidak terlalu sulit," kata dia. 

Tak khawatir terpapar Covid-19

Endang mengaku tak pernah merasa khawatir terpapar Covid-19 meski kerap berkontak langsung saat memberikan konsultasi untuk para pasien positif.

Menurut Endang, dia selalu memastikan bahwa kelengkapan APD yang dipakainya ketika mendatangi tempat isolasi.

Kemudian, dia juga memposisikan dirinya seakan-akan seorang pasien yang sudah dinyatakan positif Covid-19 untuk mengenyampingkan kekhawatirannya.

"Saya memposisikan diri bahwa saya positif Covid-19, jadi motivasinya seperti itu," kata dia.

Keberanian Endang berinteraksi dan merawat para pasien Covid-19 di tempat isolasi membuat heran sejumlah pihak, termasuk juga pasien yang sedang dirawatnya.

Endang menceritakan, terdapat seorang pasien yang kerap menangis karena merindukan keluarganya.

Terlebih, ada anggota keluarganya yang meninggal dunia ketika pasien itu sedang menjalani karantina.

"Dia menangis, artinya kan dia ingin dipeluk ya. Saya peluk sampai dia tenang. 'Dia tanya kok Ibu mau peluk, emang enggak takut?'. Artinya kan orang selama ini takut sama dia," ungkapnya.

"Akhirnya saya peluk ketika itu, saya menggunakan APD. Saya bilang, saya hanya takut sama Allah, saya tidak takut sama virus," ucap Endang.

Hadapi Pasien yang Hendak Bunuh Diri

Pengalaman Endang menghadapi pasien Covid-19 tak sekadar mereka yang khawatir mendapat 'sanksi sosial' dari masyarakat sekitarnya

Tetapi juga pasien yang mengaku sudah tak lagi memiliki semangat sembuh dan berpikir untuk mengakhiri hidupnya karena paparan Covid-19.

"Bahkan pernah sampai ada yang mau bunuh diri. Pasien laki-laki, dia berpikirnya akan mati. Sudah tidak bisa hidup lagi besok, karena dia ada diabetes, terus penciumannya sudah tidak ada," tutur Endang.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved