Ending Video Viral Anak Pukuli Ibu di Malang, Sang Ibu Memohon agar Polisi Tak Tangkap Anaknya
Ending Video Viral Anak Pukuli Ibu di Malang, Sang Ibu Memohon agar Polisi Tak Tangkap Anaknya
TRIBUNSOLO.COM - Video viral dari Kota Malang, yang memperlihatkan seorang anak memukul ibunya sendiri di pinggiran jalan raya, memantik rasa prihatin dari banyak netizen.
Diambil di Pasar Mergan, Kota Malang, video tersebut diunggah pertama kalo di akun Instagram @ir_kartika pada Kamis (22/10/2020).
Baca juga: Ovi Dian Putri Konglomerat yang Sempat Viral Gelar Resepsi di Hotel Mewah, Dihadiri Nia Ramadhani
Baca juga: Viral Video Belasan Remaja Terlibat Tawuran, Saling Jambak, Pukul hingga Tersungkur, Ini Kata Polisi
Nah, bagaimana ending dari video itu sendiri?
Kasatreskrim Polresta Malang Kota, AKP Azi Pratas Guspitu mengatakan dua warga Malang yang ada dalam video itu adalah FA dan ibunya.
Ternyata, FA memukuli sang ibu karena jengkel ibunya tak menolong saat ia dipukuli oleh kakak iparnya beberapa waktu lalu.
"Awalnya mau menjual buah di sekitar Pasar Mergan. Cuma dari pelaku meluapkan kesalnya. Kenapa saya tidak dibela," kata dia.
"Jadi, pelaku ini merasa jengkel dengan ibunya karena ibunya tidak membela anaknya pada saat dipukul oleh saudaranya. Ibunya hanya diam saja terus anaknya merasa kesal akhirnya melakukan kekerasan kepada ibunya sendiri yang terjadi di Pasar Mergan sesuai dengan video yang terlihat," kata dia.
Ia mengatakan setelah video tersebut viral di media sosial, F langsung diamankan oleh polisi.
Menurutnya, kemungkinan besar kasus tersebut tak diproses karena sang ibu kandung tak ingin anak kandungnya diproses hukum.
Selain itu FA lah yang selama ini menjaga sang ibu.
"Dari ibunya sendiri tidak mau menuntut karena selama ini yang merawat atau yang menjaga ibunya, pelaku ini," kata dia.
Jengkel Sama Ibu
Alasan pemukulan tersebut dibenarkan oleh FA.
Ia mengaku kesal kepada ibunya karena tak dibela saat dimarahi kakak iparnya.
"Saya tidak dibelain saat saya dihajar oleh kakak ipar saya sendiri di rumah saya (Lawang)," kata dia.
Di video yang beredar N terlihat berbalut kain dan sedang menggendong sesuatu.
Gambar di video tersebut terekam suasana sedang hujan.
Sedangkan tangan kirinya menenteng sesuatu dalam wadah plastik warna merah.
Tatapan perempuan tua itu fokus ke jalan yang ada di depannya.
Sedangkan perempuan muda dengan buff di wajahnya dan topi di kepalangnya terlihat sedang mengusik perempuan tua itu dari belakang.
Karena tidak mendapatkan respons, perempuan muda itu memukul kepala dan wajah perempuan tua itu.
Sampai akhirnya perempuan tua itu mundur ke belakang dan meletakkan barang yang ditentengnya.
Kesaksian Pengambil Video
Pemilik akun bercerita ia merekam video tersebut dari dalam mobil yang terparkir di seberang kedua perempuan tersebut.
Karena tindakan perempuan muda tersebut sudah berlebihan, pemilik akun mematikan ponselnya dan menghampiri mereka berdua.
Namun ternyata mereka berdua pergi bersama seorang pengendara motor.
"Ketika saya rasa tindakan orang berbaju biru itu sudah terlalu berlebihan, saya pun segera mematikan ponsel dan hendak menghampiri kedua orang tersebut," tulis pemilik akun menyertai postingan video itu.
Sementara itu Adi Dewi soerang pedagang di Pasar Mergan bercerita jika ia sering melihat nenek di video tersebut.
Menurut Adi, sang nenek dan perempuan muda itu datang ke Pasar Mergan dengan kendaraan umum.
"Yang sering beli buah neneknya. Cucunya (perempuan yang menyertainya) menunggu dari jauh," kata Adi saat ditemui di Pasar Mergan, Jumat (23/10/2020).
Dari hasil penyelidikan Polresta Malang Kota, dua perempuan di video viral tersebut adalah ibu dan anak.
Sang anak berinisial FA (26) dan sang ibu adalah N (60).
FA dan N adalah warga Desa Lawang, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, kini diketahui tinggal di Yayasan Pondok Yatim Piatu dan Duafa Al Muqorroban di Jalan Sumpil gang 2 A Kota Malang.
Pemukulan yang terekam di video tersebut terjadi saat mereka berdua hendak menjual buah di Pasar Mergan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita di Balik Video Perempuan Pukuli Lansia, Sakit Hati Tak Dibela Ibu Saat Dihajar Kakak Ipar"