Penanganan Covid
Pandemi Belum Usai, Pemerintah Siapkan Intensif untuk Petugas Laboratorium Covid-19
Doni Monardo menyatakan, pemerintah sedang menyiapkan intesif untuk petugas laboratorium yang menganalisis spesimen warga untuk mendeteksi Covid-19.
TRIBUNSOLO.COM - Pandemi Covid-19 di Indonesia hingga kini belum usai.
Di tengah pendemi pekerjaan para petugas laboratorium tak henti dalam bekerja.
Baca juga: Soal Vaksin Covid-19, Doni Monardo: Harus Cepat Tetapi Tidak Boleh Buru-buru
Baca juga: Update Sebaran Corona Solo : Tambah 42 Kasus Baru, 29 di Antaranya Hasil Tracing Kasus Sebelumnya
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo menyatakan, pemerintah sedang menyiapkan intesif untuk petugas laboratorium yang menganalisis spesimen warga untuk mendeteksi Covid-19.
"Kami telah melapor pada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan untuk bisa meningkatkan kemampuan testing tracing dan tentunya juga kesejahteraan para petugas lab mungkin ke depan perlu dipikirkan dan dipertimbangkan untuk pemberian insentif kepada petugas laboratorium," ujarnya dalam seminar Persi virtual, Jumat (30/10/2020).
Ia memaparkan, Satgas Covid-19 menargetkan pemeriksaan PCR Covid-19 kepada 267.000 orang per minggu, di mana dengan asumsi penduduk jumlah Indonesia 267 juta jiwa, sesuai rekomendasi WHO.
Seperti minggu pertama Oktober ini, pemeriksaan spesimen 189.358 spesimen, minggu kedua 208.948 spesimen, minggu ketiga 222.787, dan minggu keempat Oktober sebanyak 201.912 spesimen.
"Rekor tertinggi kita pada minggu ke-2 dan ke-3 bulan Oktober itu rata-rata bisa mencapai di atas 45 pemeriksaan spesimen per hari dan kita berada pada posisi yang sudah cukup bagus yaitu pada angka di posisi 82,51%," jelas Kepala BNBP ini.
Dari data per 29/10/2020, tercatat 404.048 orang di Indonesia positif Covid-19, dengan angka kesembuhan 329.778 orang dan jumlah kematian mencapai 13.701 orang.
Soal Vaksin Covid-19, Doni Monardo: Harus Cepat Tetapi Tidak Boleh Buru-buru
Kali ini pemerintah dalam memiliki prinsip menyiapkan vaksin Covid-19 adalah cepat tapi tak buru-buru.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Ditambahkannya, vaksin Covid-19 harus benar-benar teruji keamanan dan mutu sebelum disuntikkan kepada masyarakat dengan adanya izin atau persetujuan dari BPOM.
Baca juga: 44,9 Juta Masyarakat Indonesia Yakin Tak Akan Terpapar Covid-19, Doni Monardo: Angka Tersebut Tinggi
Baca juga: Doni Monardo: Klaster Pilkada 2020 Tak Akan Terjadi Jika Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan
"Presiden Jokowi terakhir mengatakan kita memang harus cepat tetapi tidak boleh terburu-buru terkait vaksin Covid-19 ini itu betul. Sebelum vaksin itu bisa resmi diberikan, BPOM RI tentu mengeluarkan sebuah izin," ujar dia dalam seminar PERSI yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (30/10/2020).
Untuk itu sebelum, vaksin Covid-19 telah teruji aman dan efektif, masyarakt diharap pro-aktif dan displin dalam penegakan protokol 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta Menjaga jarak
"Tidak ada yang lebih efektif mencegah Covid-19 sebelum ada vaksin, mari kita displin dalam 3M memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta Menjaga jarak," pesan Kepala BNPB.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyakinkan proses pengadaan vaksin Covid-19 untuk Indonesia telah sesuai standar dan persyaratan kaidah internasional, di mana keamanan, efektivitas, dan mutu harus terjamin.
Ia menerangkan, pihaknya mengacu pada standar dan persyaratan dari WHO, US FDA atau Food and Drug Assossiation United State of America, serta European Medicines Agency (EMA).
Baca juga: Doni Monardo: Klaster Pilkada 2020 Tak Akan Terjadi Jika Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan
Baca juga: Jika Ada Kontak Erat dengan Pasien Covid-19 Segera Tes Swab di Puskesmas, Doni Monardo: Gratis
Hal itu menepis anggapan bahwa vaksin Covid-19 yang disiapkan pemerintah terkesan terburu-buru.
"Badan POM tentunya menjunjung tinggi asas kehati-hatian sebagaimana sudah diarahkan oleh Bapak Presiden bahwa kehati-hatian itu sangat penting jadi harus terbukti keamanan dan efektifitas dari produksi tersebut," ujar Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif, Togi J Hutadjulu, Apt, MHA, pada diskusi virtual Rabu (28/10/2020).
Catatan Redaksi: Bersama kita lawan virus corona. Tribunsolo.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. ingat pesan ibu 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
(*)