Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Mahasiswa S2 Asal Klaten Tak Malu Jualan Bubur Ayam di Pinggir Jalan, Ajak Adiknya yang Masih SMK  

Bagus Herdranny atau akrab dipanggi Jo mengatakan, bisnis bubur ayam (buryam) ini sengaja dia buka untuk mengisi waktu.

Tribunsolo.com/Mardon Widiyanto
Bagus Herdranny (23) serta adiknya Bagus Haeisyanitra (18) warga Perum Sipacar Timur, Desa Semangkak, Kecamatan Klaten Tengah, Kecamatan Klaten. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Semangat mahasiswa S2 Ilmu Lingkungan di Sekolah Tinggi Teknologi Lingkungan (STTL) Jogja Bagus Herdranny, (23) ini patut diacungi jempol. 

Dia bersama adiknya yang bersekolah di SMKN 1 Klaten, Bagus Haeisyanitra (18) membuka usaha bubur ayam. 

Dua bersauda warga Perum Sipacar Timur, Desa Semangkak, Kecamatan Klaten Tengah, Kecamatan Klaten itu tak malu berjualan bubur meski kini sedang menimba pendidikan tinggi. 

Baca juga: Galau, Nassar Curhat Sudah Bertahun-tahun Membahagiakan Orang Lain, tapi Ia Tak Pernah Dibahagiakan

Baca juga: Ada Aturan Pembatasan Usia Masuk Jurug Solo, Jumlah Pengunjung Merosot saat Libur Panjang 

Bagus Herdranny atau akrab dipanggi Jo mengatakan, bisnis bubur ayam (buryam) ini sengaja dia buka untuk mengisi waktu. 

Saat ditemui TribunSolo.com di warungnya di Jalan Mayor Kusmanto No. 21 A, tepatnya di depan Istana Mebel Klaten, Jo mengaku ide berjualan bubur ayam bermula saat ia bersama ibunya menyantap bubur ayam di kawasan perkotaan Klaten.

Setelah mencicipi bubur ayam tersebut, terbesit Jo memberikan usul ke ibunya untuk membuka warung bubur tak jauh dari rumahnya.

Jo menginginkan bubur ayam yang memiliki cita rasa gurih yang kuat. Dia ingin bubur gurih jadi cirikhas bubur jualannya. 

"Awalnya kami makan bubur ayam bersama keluarga, terbesit di pikiran saya untuk membuat bubur ayam, namun dengan ada rasa gurih yang khas dan bereda dari bubur lainnya," ujar Jo, Minggu (1/11/2020). 

Jo merupakan anak pertama dari pasangan Agus Prastiawan (50) dan Haryati (48).

Dia mengatakan, bubur ayam yang dia buka itu diberi nama Bubur Ayam Joni, merupakan dari singkatan dari nama panggilan Jo dan adiknya, Sani.

"Sebenarnya, saya itu tidak suka berwisata kuliner, tetapi saya tetap nekat ingin berwirausaha ini, selama itu masih halal, why not," katanya.

Ia mengaku baru membuka warungnya 1 pekan ini, dilihat dari pembukaan pertama ini pengunjung sangat antusias.

Ia mengaku dalam sehari sudah ada belasan orang yang datang ke warungnya.

Jo mematok target bisa membuka cabang warungnya dalam waktu 6 bulan ke depan.

"Alhamdulilah, dalam sepekan ini, banyak yang datang kesini, terhitung ada belasan orang per harinya, target saya saya bisa membuka cabang dalam waktu setengah tahun ke depan," ucap Jo.

Warung ini menjualkan bubur ayamnya dengan harga bervariasi.

Bubur ayam spesial Rp10 ribu, sedangkan bubur ayam spesial dengan telur puyuh atau hati ayam, atau ampela ayam dibanderol Rp12.500

Bagi yang ingin memasang toping tambahan bisa, seperti telur puyuh masak terik, hati ayam masak terik atau ampela masak terik dengan membayar Rp 2.500. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved