Berita Klaten Terbaru
660 Personel Amankan Demo Mengutuk Presiden Prancis di Klaten, Peserta Aksi Pulang dengan Tertib
"Pengamanan yang kita lakukan bersama TNI serta instansi terkait tadi berjalan aman dan tertib," kata Kapolres Klaten, AKBP Edy Suranta Sitepu
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Sebanyak 660 personel mengamankan demo untuk menyikapi pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron di depan DPRD Klaten, Selasa (3/11/2020).
Gabungan pengamanan Polres Klaten dibantu bersama Satuan Brimob Jateng, Kodim 0723/Klaten, Dishub dan Satpol PP Klaten.
Dalam pelaksanaannya selain di lokasi unjuk rasa, para personel ini diploting di beberapa titik rawan di antaranya di Plaza Matahari dan penggal-penggal jalan yang rawan macet.
"Pengamanan yang kita lakukan bersama TNI serta instansi terkait tadi berjalan aman dan tertib," kata Kapolres Klaten, AKBP Edy Suranta Sitepu kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Demo Kutuk Prancis di Klaten, Peserta Injak Wajah Emmanuel Macron hingga Bawa Poster Habib Rizieq
Baca juga: Bawa Speaker Keliling Kampung, Polisi di Solo Sosialisasi 3M, Tegur Warga yang Tak Pakai Masker
"Semua aparat gabungan yang diterjunkan berjumlah 660 orang," jelasnya membeberkan.
Dia berterima kasih kepada semua pihak yang menjaga situasi Klaten tetap kondusif.
"Kemacetan tidak terpantau, kami ucapkan terimakasih, kepada personel pengamanan dan juga para peserta unjuk rasa yang telah bersama-sama menjaga situasi," ucapnya.
Selama jalannya demo berlangusung dengan tertib, bahkan peserta pulang dengan aman.
Injah Wajah Emmanuel Macron
Poster bergambar Presiden Prancis Emmanuel Macron diinjak-injak oleh peserta demo saat aksi di depan DPRD Klaten, Selasa (3/11/2020).
Mereka yang menggelar demo yakni dari ormas Islam di Jateng-DIY karena mengutuk keras sikap Emmanuel Macron yang dianggap menghina Nabi Muhammad dan Islam.
Sejumlah peserta aksi di antaranya membawa poster seperti 'Pulangkan Dubes Prancis' hingga bergambar Habib Rizieq Syihab.
Baca juga: BREAKING NEWS : 10 Orang Penganiaya Ali Mahbub di Sel Tahanan Polres Klaten Ditetapkan Tersangka
Baca juga: Ribuan Umat Islam Demo di Solo, Minta Emmanuel Marcon Minta Maaf dan Serukan Boikot Produk Prancis
Bahkan para peserta aksi mengeluarkan salah satu produk dari negara Prancis dan melemparkan ke jalanan hingga menginjak-injak poster Emmanuel Macron.
Koordinator Lapangan, Bony Azwar mengatakan mereka berunjuk rasa disini untuk menyatakan sikap terkait Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Ia mengaku pihaknya menuntut pemerintah Prancis meminta maaf kepada umat Islam di dunia karena dianggap menista agama Islam.
Selain itu, ia meminta kepada pemerintah Indonesia memutus hubungan dengan Prancis, seperti memulangkan duta besar Prancis, hingga memboikot produk Prancis.
"Kami merasa terhina atas sikap Presiden Prancis, kami meminta pemerintah Indonesia putuskan hubungan dengan Prancis, serta memboikot produknya," kata Bony.
"Boikot dilakukan sampai Presiden Prancis meminta maaf kepada umat Islam di seluruh dunia," tambah dia.
Selain demo Prancis, mereka ternyata juga menuntut kepada pemerintah Indonesia untuk segera membatalkan Undang-Undang Omnibuslaw.
"Karena kami menilai Undang-undang ini tidak menguntungkan rakyat Indonesia," jawabnya.
Aksi di Solo
Ribuan umat Islam berkumpul di Gladak, Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, Rabu (28/10/2020).
Dari pantauan TribunSolo.com di lapangan, mengecam sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW.
Dalam aksi tersebut ada beberapa orator memimpin demonstrasi di mobil komando.
Baca juga: Arab Saudi Kecam Publikasi Karikatur Nabi Muhammad, Boikot Produk Prancis Meluas di Sejumlah Negara
Baca juga: Imbas Ucapan Presiden Macron soal Islam : Jalanan Bangladesh Nyaris Lumpuh, Produk Perancis Dibuangi
Bahkan banyak di antaranya membawa poster di antaranya bertuliskan 'Ekstradisi Dubes Prancis di Indonesia', Boycot France' dan 'Kita Wajib Murka karena Nabi Dihina'.
Terdengar beberapa tuntutan mereka seperti memboikot produk dari Prancis, mendesek Presiden Joko Widodo melayangkan protes hingga memutus hubungan diplomatik.
Korlap aksi, Endro Sudarsono mengatakan, ada sejumlah hal yang dituntut oleh pendemo.
Pertama adalah meminta Emmanuel Macron meminta maaf pada umat Islam.
Kedua, Presiden Jokowi agar protes keras sebab Indonesia mayoritas muslim.
"Kami melakukan protes keras atas Presiden Perancis yang melakukan pembiaran penerbitan kembali majalah yang memuat karikatur Nabi Muhammad SAW," jelas dia.
"Melindungi penista agama tidak bijaksana," paparnya.
Dia menambahkan, ada ribuan orang yang tergabung dalam aksi memprotes tindakan Presiden Prancis Emmanuel Marcon tersebut.
"Ada seribuan lebih peserta aksi," (*)