Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Meninggalnya Ki Seno Nugroho: Sinden Nyanyikan Gending saat Layatan, 2 Wayang Ikut Dikuburkan

Manajer Ki Seno, Gunawan Widagdo, menceritakan sang dalang sudah lama meminta agar dirinya diiringi gamelan ketika meninggal.

Editor: Hanang Yuwono
KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO
Sinden Mengusap Air Mata Saat akan Menyanyikan Gending Jawa dalam Prosesi Penghormatan Terakhir di Rumah Duka Seno Nugroho di Sedayu Bantul Rabu (4/11/2020) 

"Akhirnya saya membuat gending sebenarnya berangkat dari suluknya dalang, saya bawakan dalam gending agar dia (Seno) Istirahat," kata Joko di rumah duka, Rabu (4/11/2020).

Tak tahu dipakai untuk upacara

Joko Porong sudah menganggap Ki Seno sebagai keluarga. 

Mereka sudah berteman sejak 1989.

Meski menciptakan gending tersebut, Joko mengaku tidak tahu jika lagunya diminta Seno secara khusus untuk acara kematiannya.

"Saya baru tahu ini tadi, bahkan saya (bertanya) kenapa harus itu (Gending Ladran Gajah Seno), kenapa harus ngomong itu. Semua pasti enggak ingin (Seno meninggal), Apalagi gawean (buatan) saya untuk itu (gending meninggal)," ucap dia.

Meninggal dunia

Dalang bertalenta, Ki Seno Nugroho meninggal dunia, Selasa (3/11/2020) malam di RS PKU Muhammadiyah Gamping.

Ia mengembuskan napas terakhir di usia 48 tahun karena mengalami penyumbatan pembuluh darah di jantung.

Sebelum meninggal, Seno sempat bersepda dan merasa kesakitan.

Sempat beristirahat di rumah, kondisi Seno tak kunjung membaik. Ia malah muntah-muntah.

Sang istri dan warga pun mengantarnya ke RS PKU Muhammadiyah Gamping.

Ki Seno kemudian dipindahkan ke ruang ICCU.

Di sana, Seno kembali muntah-muntah dan kondisinya terus memburuk.

Tim medis mengatakan, ada penyumbatan darah sekitar 100 persen.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved