Berita Solo Terbaru
Galaunya Perajin Ciu Bekonang Soal RUU Miras: Tak Ingin Rusak Generasi Bangsa Tapi Belum Siap Tutup
"Kalau RUU miras itu disahkan, kami khawatir tidak punya aktivitas dan jadi menganggur," jelasnya.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ilham Oktafian
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kebimbangan dirasakan oleh perajin ciu menyusul pembahasan RUU Miras.
Diketahui jika saat ini DPR tengah menggodok RUU yang melarang konsumsi alkohol itu.
Salah satu sentra ciu kenamaan di Bekonang mengaku galau akan RUU tersebut.
Ketua Paguyuban Etanol di Bekonang, Sabariyono mengatakan, seandainya RUU tersebut disahkan, dia khawatir mata pencahariannya dan teman-teman seprofesinya akan hilang.
"Saya telah melihat pembahasan itu di TV, ada yang pro dan ada yang kontra," katanya, Sabtu (14/11/2020).
"Kalau RUU miras itu disahkan, kami khawatir tidak punya aktivitas dan jadi menganggur," jelasnya.
Namun di sisi yang lain, dari segi sosial dan kesehatan, dia setuju masyarakat tidak mengonsumsi minuman berakohol.
Terlebih, untuk generasi muda penerus bangsa, karena miras dapat menimbulkan dampak negatif.
"Sebenarnya kalau alkohol ini dijual dalam wujud ciu (Miras), saya kurang sepakat." jelasnya.
"Karena untuk menyelamatkan generasi muda agar lebih baik, jangan meminum minuman yang bisa buat negatif," imbuhnya.
Lebih lebih, sambung Sabar bila masih ada sejumlah pengrajin alkohol nakal yang menjual ciu ke masyarakat.
Sebab, produksi etanol di Bekonang ini memerlukan beberapa proses sebelum menjadi alkohol murni 90 persen.
"Sebelum jadi alkohol ini kan, jadi ciu dulu," imbuhnya.
Sementara itu, ciu sendiri sudah menjadi minuman tradisional yang khas di Kabupaten Sukoharjo.