Berita Karanganyar Terbaru
Ogah Pakai PCR Kini Pilih Swab Antigen, Direktur RSUD Karanganyar : Hasil Keluar dalam Hitungan Jam
RSUD Karanganyar memutuskan menggunakan swab antigen sebagai pendeteksi Covid-19.
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Asep Abdullah Rowi
Bahkan dalam penangannya membutuhkan cara yang tidak biasa, tidak terkecuali bagi pihak RSUD Kabupaten Karanganyar.
Rumah sakit pemerintah tersebut juga mengalami banyak kendala, karena jumlah penderita Covid-19 yang semakin hari terus bertambah.
Baca juga: Catatan Panelis Jelang Debat Pilkada Sukoharjo Kedua, di Antara Gagasan Baru Bidang Kesejahteraan
Baca juga: Menkumham Tegaskan WNI dan WNA di Indonesia Dijamin Perlindungan Keselamatannya Selama Pandemi
Menurut Direktur RSUD Kabupaten Karanganyar, Iwan Setiawan Adji, ada tujuh penyebab yang menghambat pelayanan Covid-19.
Pertama, hasil pemriksaan swab test yang belum bisa dipastikan lama durasinya.
Kedua Pasien di triage Covid IGD, Iwan menjelaskan hasil swab yang lama, membuat pasien IGD jadi menumpuk.
"Pasien sebelum masuk bangsal harus dilihat apakah positif atau tidak, bila positif akan diisolasi," kata Iwan kepada TribunSolo.com, pada Senin (16/11/2020).
Ketiga, adanya tren pasien tidak bersedia dikategorikan suspek dan menolak dirawat di ruang isolasi.
"Mereka sudah jenuh, karena di ruang terisolasi akan terpisah dengan pasien lainnya," kata Iwan.
Keempat, tren penolakan pemakaman dengan protokol Covid-19.
Kelima, keterbatasan jumlah SDM dokter di rumah sakit.
"Di rumah sakit kami dokter parunya hanya ada satu," ungkap Iwan.
Keenam, kendala sistem rujukan berjenjang.
Ketujuh, kurangnya petugas penanganan Covid-19 termasuk tim petugas penanganan pemulasaran jenazah.
Sebagai bentuk solusi atas permasalahan tersebut, Iwan menyebutkan bahwa pasien yang akan memasuki ruang bangsal akan diberi swab antigen gratis.
"Semuanya gratis kami yang menanggung," kata Iwan.
Baca juga: Corona Karanganyar Naik, Bupati Juliyatmono Minta RS Keluarkan Swab Lebih Cepat & Pasien Besar Hati
Baca juga: Asal Muasal Klaster Keluarga yang Dominasi Ledakan Corona di Solo, Bermula dari Periksa di Puskesmas