Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Bertahun-tahun Warga Pageraji Banyumas Dapat Teror Semut Misterius, Pakar Sebut Karena Hal Ini

"(Dahulu) Ada semut yang masuk ke rumah warga ada 42 KK, tapi belum mengganggu sekali. Tapi, saat sekarang jumlahnya lebih banyak,"

Editor: Ilham Oktafian
TRIBUNBANYUMAS/Permata Putra Sejati
Seorang warga di RT 3 RW 3 Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, saat menunjukan sekawanan semut yang menyerang perumahan warga pada Senin (16/11/2020). 

TRIBUNSOLO.COM - Teror kawanan semut menghantui warga Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Semut-semut keluar dan menyebar, bukan hanya di pepohonan, melainkan juga masuk ke permukiman warga. 

Semut hitam dan sebabkan gatal-gatal

Warga dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) belum mengetahui jenis semut yang muncul.

Namun, berdasarkan ciri-cirinya, semut tersebut berwarna hitam dan berukuran kecil.

Melansir Tribun Banyumas, keberadaan semut-semut tersebut bisa melonjak hingga 20 kali lipat pada malam hari.

Salah seorang warga bernama Munjilat menjelaskan, semut-semut itu sangat mengganggu karena menyebabkan orang gatal-gatal.

Baca juga: Baca Pembelaan Kasus Konser Dangdut, Wakil DPRD Tegal Minta Tak Dihukum, Singgung Acara Habib Syekh

Baca juga: Terungkap, Ibu di Riau yang Bunuh 2 Anaknya lalu Gantung Diri Ternyata Sempat Cekcok dengan Suaminya

Lantaran masuk ke permukiman, semut bahkan menggigit ketika warga sedang tidur.

"Kalau warga tidur, berjatuhan menggigit. Mengganggu orang ibadah, gatal-gatal tergigit. Warga masak, warga tidur pada keganggu semua," kata Munjilat, melansir Tribun Banyumas.

Penderes nila tak bisa bekerja

Tak hanya memasuki ke permukiman warga, semut-semut itu juga merambat ke pepohonan.

Sejumlah warga yang bekerja sebagai penderes nila pun tidak bisa bekerja.

Sebab, pohon kelapa yang biasa mereka panjat dipenuhi semut.

"Karena semua pohon kelapa ada semutnya, mungkin sampai ribuan, mereka malah sampai miliaran sehingga penderes tidak bisa mengambil nira," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas Titik Puji Astuti.

Bermula sejak tiga tahun lalu membangun jembatan dengan tubuhnya

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved